Apa Artinya Megah Duniamu?
Negara terseok ditabrak oligarki,
bahan bakarnya fitnah, dusta, keji,dan caci maki
Disembur buzzer, bermuka badak bergajih pajak.
Lihat kami...Lihatlah negeriku...!!!
yang diam-diam membelamu
Mencoba bertahan walau penuh penderitaan
Moncong senapan mengintai, menjaga mereka yang memanfaatkanmu
Sedangkan kebenaran tersembunyi di dalam dada orang-orang yang teraniaya
Melintasi waktu diantara banyaknya para ahli membisu.
Kalau bukan karena perjuangan yang dipermainkan
Oleh mereka yang telah merampas dan mengeksploitasimu
Tentulah keutamaan-keutamaanmu telah bangkit,
bergerak, menyebar, merata diseluruh penjuru negeri.
Penanda agama menjadi jenis perniagaan dan gurauan,
demi kepentingan mereka yang meniagakan.
Kebohongan merajalela, omong kosong, tutur melompong,sang pemborong,
menendang prinsif agama menodai warna saluran konvensi.
Siang malam sibuk mencacat dan mencatat demi bangkai yang hendak direbut,
berbagi siasat dengan sejawat,mengatasnamakan kebenaran membuat cerai berai demi kursi dunia.
Duh...kalau akhirat tertutup pintu, apa artinya megah duniamu...???
Tetapi, percayalah tanah airku...!!!
Tuhan tidak memberkati mereka yang telah memisahkan kita,
tidak pula dengan rumah-rumah besar yang
di dalamnya dibuat aturan secara curang.
Berkah masa depan akan datang dari mereka
yang transparan dan dilandasi niat mulia sejak mulai
Demi zat yang menyembuhkan.
Negara ini sedang tidak baik-baik saja
Jika kau menilai tax amnesty tidak optimal, kebenaran fikiran mengesahkannya
Sungguhpun tanda-tanda akhir dari masa pemimmpin saat ini telah muncul,
Upaya memperpanjang didengungkan
Tetapi rakyat seperti singa, bersatu menggugat agar klaim BIG DATA diungkap.
Negeriku menggigil dan sakit sebab kehilangan bagiannya
Ketika kata yang benar sering dibungkam,
hanya ilmu yang bisa memberi kebaikan;
hanya kebenaran yang bisa menyembuhkan;
hanya kejujuran dan kebijakan yang bisa melahirkan kebajikan;
hanya Filosof yang faham kebijaksanaan.
Wahai negeriku...!!!
Maafkan aku jika engkau menyalahkanku
Bersabarlah...!!!
Lihatlah mereka sudah menua walau mencoba menolak TUA;
walau rambut kian menghitam bukan berarti tak beruban;
walau kadang mengabai LAHUT, tiba masanya, pasti kembali ke LAHAT.
Salam anak negeri
Note ; LAHUT (Tuhan), LAHAT (Kubur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H