Lihat ke Halaman Asli

Kairo di mataku

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Wuuusssss", begitu kiranya suara yang kerap terdengar oleh telingaku setiap kali membuka jendela kamar. Angin sudah mulai menggigilkan tubuhku, sangat berbeda dengan angin yang berhembus dua tiga bulan lalu. Kairo di bulan november memang sudah memulai salah satu rutinitas tahunan, yakni membuat penduduknya harus selalu menutup rapat seluruh tubuhnya dengan kain-kain tebal setiap saat. Beda seratus delapan puluh derajat dengan dua tiga bulan lalu. Penduduk pria Kairo sudah merasa cukup nyaman hanya dengan mengenakan galabiyah yang tipis sebagai penutup tubuh mereka, bahkan dengan pakaian seperti itupun masih saja kebanyakan dari mereka basah kuyub oleh keringat. Tapi sekarang, tidak. Ya, bulan november adalah permulaan musim dingin di Kairo...kalau dua tiga lalu mungkin sehari penuh seorang akan basah kuyub oleh keringatnya tetapi tidak untuk bulan november dan beberapa bulan berikutnya. memang musim dingin di kairo tidak akan sampai menimbulkan hujan es, tapi kedinginanya sudah cukup untuk menghentikan sejenak aliran keringat dari tubuh. Puncak musim dinginnya terjadi antara akhir bulan desember sampai januari dengan titik terendah mencapai 4 derajat. Wuih, dingin banget pokoknya.

Bagiku, bulan november merupakan bulan kesembilan semenjak kedatanganku dibumi kinanah ini akhir februari lalu. dan ini juga merupakan musim dingin perdana yang akan ku lewati karena ketika kedatanganku, aku hanya mendapati "sisa". Heran memang, negeri padang pasir yang selalu identik dengan gersang dan panas yang selalu membayang ternyata juga mempunyai kedinginan yang sangat. aku juga merasakannya, pertama kali mendarat di cairo international airtport aku sudah menyiapkan diri untuk merasakan sengatan matahari yang tajam, tapi ternyata angin kencang "sisa" lah yang menyambut kedatanganku.

Perubahan ini bukan cuma pada iklim dari yang tadinya panas sekali menjadi dingin sekali tetapi juga pada perubahan waktu. Pada musim dingin, waktu siang hari terasa sempit sekali terhitung mulai dikumandangkannya adzan subuh pukul 04.45 sampai matahari tenggelam pukul 17.04, itupun baru awal musim dingin bahkan bisa sebelum itu ketika puncak musim dingin. Sangat berbeda dengan dua tiga bulan lalu, waktu siang hari lebih panjang dari pada malam hari. Bayangkan coba, adzan maghrib baru dikumandangkan pukul 19.30 padahal kalau normalnya jam 18.00 mega merah sudak tampak jelas. Memang, putaran jam pada musim panas dipercepat  satu jam dari biasanya, jadi setiap musim panas mulai bergulir pemerintah setempat (Mesir-red) akan memberikan semacam pengumuman bahwa waktu nasional dimajukan satu jam, unik ya? tapi ini dilakukan sebagai penyeimbang waktu fajar agar tidak terasa terlalu pagi. Kalau tidak begini mungkin waktu subuh akan datang pada jam tiga dini hari atau malah sebelum itu.

Bagiku, dan mungkin bagi kebanyakan orang Indonesia di Mesir keduanya punya keenakan dan ketidakenakan. Kalau musim dingin enaknya buka puasa lebih cepat, hehe, tapi tidak enak ketika ingin berurusan dengan yang namanya air, waduh, dinginnya minta ampun. Tapi tidak terlalu mengapa bagi yang rumahnya dilengkapi dengan sakhona atau dalam bahasa kita pemanas air.

Lain halnya ketika musim panas, sakhona dimatikan semua, kipas angin, AC dan segala jenisnya dihidupkan semua dan semua orang akan berlumuran keringat karena panas yang menyengat. Itulah tidak enaknya, apalagi ketika berada dalam sebuah bus yang hampir dipastikan selalu penuh sesak penumpang, dan mereka semua penuh dengan peluh. bisa dibayangkan betapa gerahnya ketika musim panas. Tapi akan sangat terasa nikmatnya ketika aku menyiram air dingin ke tubuh. "Nyeeesss.."terasa sekali segarnya.

Beginilah nikmat Allah tabaraka wa ta'ala. Nikmat kehangantan tidak akan terasa sama sekali tanpa adanya nikmat yang lain myang bernama dingin, begitu pula sebaliknya. Sungguh, begitu besar nikmat yang telah diberikanNya. "maka nikmat yang mana yang kamu dustakan???".

insyaAllah berlanjut..

salamullahi 'alaikum warahmatuhu wabarakatuhu

Kairo, 5 November 2009

pukul 01.54 dini hari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline