Lihat ke Halaman Asli

Lepas Bayangmu

Diperbarui: 18 Mei 2024   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar/pixabay

Di ujung senja, ketika langit mulai meremang dan bayang-bayang memanjang, aku berdiri di tepi pantai yang sunyi. Gelombang laut yang tenang membisikkan lagu-lagu kenangan, membawa pikiranku kembali ke masa-masa yang telah berlalu. Di tempat ini, aku pernah melihat senyummu yang menyinari hari-hariku, dan di sini pula, aku merasa kehilangan saat bayangmu perlahan menghilang.

Waktu seakan berhenti ketika pertama kali kita bertemu. Tatapan matamu yang hangat menyapu sepi di hatiku, menciptakan harmoni dalam jiwa yang semula hampa. Kita berbagi tawa, cerita, dan mimpi-mimpi besar di bawah sinar rembulan. Namun, takdir berkata lain. Perlahan, kita terpisah oleh jarak dan waktu, meninggalkan jejak-jejak kenangan yang mengendap di dasar hati.

Kini, di tempat yang sama, aku mencoba lepas bayangmu. Aku belajar memahami bahwa setiap pertemuan memiliki akhirnya, setiap kebahagiaan kadang menyimpan luka. Namun, aku juga menyadari bahwa dalam setiap kenangan yang tersisa, ada kekuatan untuk melangkah ke depan.

Aku mengangkat wajahku ke arah cakrawala yang memudar, merasakan hembusan angin yang lembut menyapu wajahku. Dalam sepi ini, aku menemukan kekuatan untuk melepaskan. Melepaskan bayangmu yang selalu mengikuti langkahku, mengiringi setiap detak jantungku. Melepaskan agar aku bisa kembali merajut mimpi-mimpi baru, tanpa bayangan yang mengikat.

Dengan satu tarikan napas panjang, aku biarkan gelombang membawa pergi semua rasa rindu dan perih. Di sini, di tepi pantai senja, aku mulai menyulam harapan baru. Meski bayangmu telah lepas, jejakmu akan selalu menjadi bagian dari kisah hidupku. Aku percaya, di setiap akhir, selalu ada awal yang menanti.

Lepas bayangmu, aku melangkah menuju hari esok dengan hati yang lebih kuat, siap menyambut fajar yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline