Saya tidak habis pikir bahwa me review suatu brand tidak boleh sembarangan tanpa se izin dari pemilik produk yang memiliki hak cipta tersebut tentunya kan Kompasiana bukan kah demikian menurut Anda.
Product Review Knwoladge salah satu bagian yang penting Kompasianer/ Kompasiana baik sebagai pembeli di masyarakat atau procurement di perusahaan, kalau di divisi lain seperti customer service juga sangat membutuhkan review produk, ambassador (duta merek) juga merupakan salah satu bagian penting dalam memberikan review terhadap suatu review terhadap produk/ layanan.
Contoh paling umum selain di atas salah satu yang memberikan layanan yang baik yaitu mereka seperti seorang influence baik itu di media Sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook atau influencer di Televisi yang memiliki follower sekitar 10000 kira kira sudah merupakan persyaratan khusus yang harus dimiliki.
Disini terlepas dari hal lain saya sebagai masyarakat juga sebagai pembeli secara langsung lebih mengutamakan review terhadap suatu produk/ layanan baik itu ketika saya membeli produk/ jasa dari market place misalnya, saya lebih dulu melihat apakah review memiliki rating 5 atau 4 dari sekitar 1 sampai 5 point review dibandingkan membandingkan harga yang mahal atau murah sekalipun.
Karena dari pengalaman saya saat membeli produk atau jasa suatu layanan akan melihat review nya baik atau tidak. Karena pada umumnya masyarakat sebagai pembeli seperti saya lebih percaya dan langsung membelikan produk seperti sepatu yang dikasih bintang lima.
Banyak masyarakat seperti saya maupun kompasianer/ Kompasiana tidak mau membeli jika suatu label itu diberikan label nol bahkan jika label tersebut tidak ada label sekalipun.
Jujur saja saya sebagai konsumen biasa yang membeli meyakini jika ada toko online yang belum ada rating atau yang review nya jelek pasti dipastikan penjual produk tersebut memberikan suatu layanan atau produk yang jelek misal toko online produk mungkin baru dibuka mungkin masih belajar belajar bagaimana cara membukanya, ada juga dikarenakan mungkin layanan pengirimannya memiliki layanan pengiriman tidak tepat waktu atau bisa juga produknya sampai di tangan konsumen yang telah menerimanya rusak.
Ada juga contoh lain dikarenakan produknya tidak sesuai di inginkan konsumen sehingga memberikan review jelek sehingga membuat review dari suatu perusahaan yang memproduksinya menjadi jelek seperti di informasi yang telah saya baca tadi pagi dari sumber nasional.kompas.com tentang berkaca dari kasus Eiger, YouTuber sesalkan brand unik bebas berpendapat disitu saya telah rangkum bahwa mereka tidak mengizinkan masyarakat memberikan review secara langsung karena jika masyarakat yang masih awam memberikan review akan menjadi jelek dikarenakan cara penyampaian yang kurang baik sehingga momen tersebut sebut saja Arei Outdoor Gear sebagai barang kompetitor tersebut untuk menyerang Eiger dengan meminta masyarakat membuat konten bebas agar produk mereka dapat menyaingi Eiger.
Lantas hal tersebut menjadi studi kasus yang perlu dipelajari oleh pemilik brand maupun kita termasuk sebagai masyarakat agar lebih hati hati dalam menyebarkan ataupun memberikan review terhadap suatu produk atau layanan jasa tersebut.
Saya sebagai masyarakat dan pengalaman dalam membeli meskipun dalam jumlah sedikit secara langsung akan menilai apakah reviewnya bagus? Apakah retingnya bagus?? Karena banyak oknum yang memanfaatkan penjualan meskipun review nya jelek daripada tidak jualan maksudnya.
Banyak produk yang tidak memiliki review atau rating baik tetap memanfaatkan momen ini selain itu ada juga produk yang diganti namun komponennya dipunyai merek lain.