Banyak hal_hal sepele dalam teknis budidaya tanaman. Sepele dalam arti sangat sederhana dan sangat mudah dilaksanakan. Tidak melakukan hal sepele atau hal sederhana itu tidaklah langsung membunuh tanaman tetapi dampaknya bisa sama dengan membunuh tanaman secara perlahan-lahan. Banyak orang tidak percaya atau tidak yakin hal-hal sepele bisa membunuh tanaman secara perlahan-lahan, sehingga sering diabaikan atau dianggap remeh . Misalnya mengenai perakaran tanaman. Ada yang tetap tidak yakin bahwa struktur perakaran yang baik akan membuat tanaman sehat dan mampu melawan patogen (penyakit) busuk akar. Dan banyak yang tidak yakin, bahwa media dipembibitan yang kasar dapat membuat akar saling membelit dan menjepit, dan ujungnya-ujungnya akar akan busuk secara perlahan dan tanaman mati . Banyak yang tidak "perduli" juga, jika media kasar akan memaksa akar menembus rongga perakaran, dan ini bisa berakibat rusaknya jaringan akar. Oleh karena itulah media punya syarat ukuran partikel, bahkan diberbagai tanaman, media pembibitan perlu diayak dengan saringan khusus untuk mendapatkan kualitas perakaran yang baik. Menanam bibit pada media yang kurang baik tidaklah mematikan bibit. Bahkan bibit terlihat normal-normal saja secara visual. Tidak berbeda dengan bibit yang ditanam pada media yang standar. Sulit membedakan mana bibit yang ditanam pada media standar dan mana yang tidak. Apalagi struktur perakaran tertutupi oleh kontainer media tumbuh seperti pot, polybag dan lainnya. Akhirnya, dampaknya baru akan terlihat pada saat tanaman berkembang di lapangan. Tiba-tiba saja bibit kerdil, layu, kering, mati. Baru timbul pertanyaan " What happened with my plants"? Hal ini terlihat sepele, sederhana sekali, tetapi dampaknya bisa sangat besar. Banyak hal sepele dalam teknis budidaya, dan dampaknya tidak secara cepat dapat terlihat. Tampaknya tidaklah sesegera apabila kita semprotkan herbisida ke daun kangkung atau bibit buah-buahan atau tanaman pohon yang dalam beberapa jam saja sudah menunjukkan gejala kerusakan dengan mengeringnya daun dan sampai mematikan tanaman dalam hitungan jam atau beberapa hari. Hal sepele banyak yang dianggap remeh. Dan hal ini sering menjadi akumulasi kesalahan dan akan terlihat pada tanaman di lapangan. Misalnya hal-hal sepele media memberi kontribusi kegagalan tanaman hanya 1 %, metode tanam memberi kontribusi 5%, metode pupuk 5%, kondisi air tanah 5%, kondisi cuaca 5%, kondisi gulma 5%, kondisi hama penyakit 5%, kondisi tanah 5%, dan lain-lain sampai terakumulasi 100%. Semua kontribusi-kontribusi itu biasanya saling berinteraksi. Misalnya akar yang tidak baik akan mengurangi daya tahan tanaman melawan serangan patogen penyakit. Dan pada saat tanaman melawan semua kontribusi itu, bisa saja tanaman sudah kehabisan energi pada umur 2 minggu dan tanaman itu baru menunjukkan gejala rontok daun, 2 minggu kemudian tanaman benar-benar pingsan dan ujungnya mati.... RIP.... Keadaan tanaman di lapangan bukankah ditentukan satu hal saja, tetapi semua kontribusi tadi. Apabila kita melihat tanaman padi dapat panen 8-10 ton gabah per hektar atau melihat pohon Eucalyptus atau tanaman Acacia umur 5 tahun punya tinggi 30 m dan diameter batang 30 cm, maka itu semua adalah gabungan kontribusi hal-hal sepele dari mulai media, bibit, pupuk, tanah, gulma, teknik penyiapan lahan, teknik weeding, hama penyakit, jarak tanam, cuaca, dan semua faktor - faktor budidaya tanaman yang terkait. Tidak ada faktor yang dominan, semua saling terkait... Semua tampak sepele... Tapi semua penting.... Dan jika salah satu aspek tidak terpenuhi, maka nilai kumulatif kontribusi kerusakan bisa meningkat dan berarti resiko kegagalan semakin besar.... Hal sepele memang tampak sepele... Tapi dampaknya bisa tidak sepele... Bahkan bisa fatal..... Selamat menanam dan memelihara tanaman dengan penuh perhatian pada hal-hal sepele.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H