Lihat ke Halaman Asli

1 Cara Jitu Menjinakkan Bom

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BOM”, jika mendengar kata BOM berbagai ekspresi yang muncul, ada yang kaget, ada yang takut, trauma, dan macam-macam. Namun pada pembahasan kali ini, mungkin pembaca heran dengan BOM pada baris pertama. Pembaca akan heran dan mungkin bertanya-tanya, “siapa orang ini? Sok memberikan cara jitu menjinakkan BOM! Jangankan menjinakkan, mungkin malah akan membuatnya jadi cepat meledak!”

JAKARTA, KOMPAS.com —Pentolan Dewa 19, Ahmad Dhani, mendapat kiriman paket berupa amplop berisi buku yang mencurigakan.

Diduga kuat, paket tersebut memiliki kesamaan dengan bom buku yang dikirim kepada aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla dan meledak di Kantor Berita Radio 68H di Utan Kayu, Jakarta, Selasa (15/3/2011)”

Kemudian bom tersebut berhasik dijinakkan oleh tim Gegana dan tidak memakan korban.

Ya, orang itu memiliki keahlian dalam menjinakkan BOM.

Namun, setelah dipikir-pikir, ternyata ada BOM yang paling berbahaya di dunia ini. BOM penghasil BOM yang lain, yang memakan bayak korban, membuat orang sengsara, sakit jiwa dan raga, dan bukan hanya di dunia tapi juga berimbas sampai pada kehidupan akhirat. Barangkali banyak yang sudah mengenal jenis BOM ini namun masih banyak lagi yang tidak menyadari. BOM tersebut adalah Bahaya Otak Miring. Ya! BOM yang satu ini adalah sumber dari segala permasalahan yang ada dalam hidup seseorang.

Otak miring berarti banyak mengandung pikiran-pikiran negatif, hal-hal yang tidak bermanfaat, yang akhirnya semua ini mengakibatkan seseorang berani melakukan hal-hal di luar koridor dan norma-norma yang ada, tanpa menghiraukan bahwasanya ada Sang Pencipta yang Maha Melihat yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik makhluk-Nya.

Banyak contoh konkrit yang dapat kita saksikan dalam lingkungan keseharian kita. Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela (KKN) di setiap kalangan, baik sekolah, perguruan tinggi, perusahaan, perkantoran, apalagi di tataran pemerintahan; baik di bidang pendidikan, social, ekonomi, politik. Pokoknya tak terhitung lagi. Ada lagi contoh lain, seperti penipuan, pencurian, kekerasan baik dalam rumah tangga ataupun yang lain, pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan, dan sebagainya. Sangat banyak contoh yag dapat dilihat. Semua itu tak terlepas dari pikiran-pikiran dalam Otak Miring tadi. Otak miring karena tiada lagi mengingat Tuhan, sehingga hawa nafsu menguasai diri.

Nah, apa sih 1 cara jitu untuk menjinakkan BOM yang satu ini? Jawabannya adalah Puasa. Tidak asing lagi bagi setiap orang jika berbicara soal puasa baik muslim maupun non-muslim. Semua orang telah kenal dengan yang namanya puasa. Dan yang perlu digarisbawahi bahwa semua orang mengakui bahwa puasa bermanfaat baik secara fisik maupun mental, dapat mengendalikan nafsu seks, mengendalikan diri sendiri, dan banyak lagi manfaat lainnya. Hal ini dikutip oleh Ahmad Kindi (2011: 95) dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang ahli kesehatan dari barat, Allan Cott, M.D.

Jadi, dengan berpuasa secara otomatis segala pikiran dan perbuatan negatif dapat teratasi. Sehingga BOM yang paling berbahaya, Bahaya Otak Miring tersebut dapat dijinakkan dengan mudah dan ampuh. Apalagi bagi umat muslim, puasa merupakan ibadah wajib (pada bulan suci Ramadhan), dan sunnah pada hari-hari tertentu sesuai ajaran Islam. Jika setiap orang telahberpuasa dengan sungguh-sungguh, baik dalam bulan Ramadhan ataupun pada hari-hari lain yang disunnahkan, bias dipastikan tidak akan ada lagi BOM yang akan meledak sembarangan tempat yang membuat warga tak bersalah ikut was-was, tidak akan ada lagi KKN, tidak akan ada lagi penipuan, tidak aka nada lagi pembunuhan, tidak aka nada lagi pemerkosaan, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Semoga kita semua menyadari hal ini.

Mari berpuasa dengan sungguh-sungguh!

Semoga bermanfaat! :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline