Momen berpelukan Hanifan Yudani bersamaan dengan kedua bakal calon (balon) pemimpin bangsa (rival di pilpres 2019), yakni Pak Jokowi dan Pak Prabowo beredar luas di media sosial, baik dalam bentuk berita maupun berupa video. Peristiwa langka itu terjadi tidak lepas dari andil besar Hanifan Yudani, peraih medali emas dari cabang olah raga pencak silat. Sebuah momen yang amazing, dimana semua yang turut menyaksikan di venue pencak silat Asian Games 2018 hari ini, semuanya nyaris memberikan applause.
Adakah makna yang disampaikan dari momen langka berpelukan yang begitu 'cantik' tersebut bagi rakyat dan bangsa Indonesia?. Jika dikatakan ada, so pasti dan tidak berlebihan. Momen tersebut menggambarkan bahwa di antara kedua bakal calon pemimpin bangsa itu secara pribadi terlihat tidak ada masalah dan hubungann mereka baik-baik saja. Hal itu juga dibuktikan dengan telah pernah ada pertemuan sebelumnya.
By the way, bagaimana respon masyarakat (baca: netizen) yang telah mengetahui, membaca berita maupun menonton video aksi berpelukan itu? Dari yang penulis perhatikan, baik melalui postingan maupun komentar yang beredar di media sosial (khususnya twitter dan facebook) secara umum banyak yang merasa senang.
Ada yang menulis antara lain : "josss", "adem", "beginilah seharusnya calon pemimpin", dan masih banyak lagi respon lainnya yang bernada senang. Ini berarti sejatinya masyarakat sangat mendambakan ketenangan, kesejukan dan kedamaian di bumi nusantara ini. Jika kedua bakal calon pemimpin bangsa kita hubungannya fine-fine saja, sudah seharusnya kita selaku masyarakat juga mencontoh mereka. Tidak perlu ada saling bully dan menyebar berita-berita yang tidak benar alias hoax dalam kaitannya dengan pilpres. Kedepankan etika politik. Pilpres itu hanya lima tahunan (suksesi kepemimpinan adalah hal yang biasa), tapi berbangsa dan bernegara selama hayat dikandung badan sampai generasi ke generasi berikutnya.
Oleh karenanya, kelak pilpres 17 April 2019, siapapun calon yang terpilih menjadi #RI_1 harus didukung oleh semua anak bangsa, demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Mari kita ciptakan bahwa Pilpres adalah keceriaan politik (pesta rakyat anak bangsa) yang berasaskan 'luber', bukan paksaan, intimidasi yang dapat menimbulkan perpecahan anak bangsa. Torang samua basudara, jayalah negeriku, "Salam damai".
(Ditulis sebelum penetapan capres dan telah dimuat di akun fesbuk saya, tanggal 29/08/2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H