Lihat ke Halaman Asli

Identitas Sampah Masyarakat

Diperbarui: 27 Maret 2018   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpukan sampah di pinggir jalan Dr. Mansur Gg. Sehat (dokpri)

Satu juta jiwa masyarakat Indonesia memiliki masalah yang sama terhadap kemauan dalam menjaga lingkungannya. Hal ini menjadi tugas yang sangat penting bagi setiap manusia yang ada di Indonesia. Salah contoh dari perilaku tersebut adalah gundukkan sampah yang terus menjulang tinggi. 

Penyebab utamanya adalah tidak tersedianya tempat penampungan sampah sementara di sekitar kawasan Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat, jumlah tempat sampah yang kurang menunjukkan jati diri bangsa yang lebih mementingkan kekayaan diri sendiri dibanding kesehatan lingkungannya.

Ketakutan akan terus menghantui, terutama ketakutan akan hilangnya kualitas kesehatan masyarakat, tentu saja dipengaruhi oleh rusaknya lingkungan sekitar. Lingkungan di kawasan itu kebanyakan merupakan kos-kosan dan rumah kontrakan, serta rumah bagi para pengungsi dari negara lain. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran dari penduduk yang mayoritasnya bukan merupakan masyarakat tetap dari lingkungan tersebut. 

Rawa-rawa di kawasan tersebut merupakan target utama tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar. Perbuatan ini dilandasi oleh tidak adanya tersedia tempat penampungan sampah sementara yang disediakan pemeritah.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan (dokpri)

Pemerintah setempat dianggap bertanggugjawab terhadap ketersediaan fasilitas yang mendukung kesehatan lingkungan, tapi masyarakat juga diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam menjaga lingkungan. 

Apabila hal ini terus berlanjut maka dapat dipastikan bahwa warga di kawasan tersebut akan terus mengulangi perbuatan, perbuatan yang terlus berlangsung tanpa adanya perubahan pasti akan membentuk identitas dari warga tersebut.

Yah... identitas sampah masyarakat sendiri bukan lah suatu penghinaan, tapi suatu deskripsi dari warga sekitar kawasan Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat yang terus-menerus membuang sampah (limbah rumah tangga di pinggiran rawa-rawa). Hal ini diperburuk dengan adanya penimbunan badan rawa untuk diperuntukkan menjadi perumahan. 

Kemudian terbesit lah sebuah pertanyaan "Kemana kah semua air yang ada di rawa-rawa tersebut pergi?" disini pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan bukti bahwa setiap terjadi hujan deras berdurasi lama akan mengakibatkan banjir yang dapat merendam jalan di sepanjang Jl. Dr. Mansyur Gg. Sehat.

Keadaan bagian rawa yang telah ditimbun (dokpri)

Sebuah himbauan akan sangat kurang, sebuah teguran akan memperburuk keadaan, sebuah bukti akan sangat merugikan, satu yang pasti, ajakan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat adalah langkah terbaik untuk mewujudkan masyarakat sehat. Saatnya membuktikan teori bukan mendalami history. Salam kami penerus bangsa berjiwa konservasi.

151201075

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline