Kota Batu terus berupaya mengembangkan pertanian organik. Salah satu desa di kota Batu, Desa Sumbergondo, telah menjadi sentra produksi pertanian organik yang sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat khususnya di Kota Batu.
Produk organik yang diusahakan petani Desa Sumbergondo yg mempunyai luasan lahan 1,57 Ha adalah kopi, wortel, beetroot, jagung manis, brokoli, kol putih, pakcoy, caisim, romaine, spinach, petsai, tomat buah, tomat ceri, terong, timun, kale, kailan, bayam merah, bayam hijau, andewi, dan bawang prei.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu sebagai leading sector dlm program "Smart Green Product". mengajak para pelaku organik di Kota Batu untuk mengembangkan produksi sayur organik.
Pak Didik Sukaedi dan Pak Mujiman menjadi wakil petani organik Desa Sumbergondo yang mengikuti zoom meeting dengan Kementrian Kominfo dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dalam Kegiatan Evaluasi Smart Green Product .
Pak Didik Sukaedi dan Pak Mujiman membagikan pengalamannya mulai dari awal mengajukan program organik ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu di tahun 2012 dan kemudian mereka memulai berbudidaya organik pada tahun 2017 dan mendapatkan sertifikasi dari LeSos tahun 2018.
Beliau mengatakan bahwa menjalankan usaha organik ini memiliki banyak tantangan apalagi masih banyak pihak yang pesimis akan usaha organik ini.
Padahal masa depan bisnis budidaya tanaman secara organik ini memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan karena secara ekonomis harga produk organik lebih tinggi. Apalagi jika biaya pemenuhan pupuk organik bisa dipangkas melalui pembuatan pupuk sendiri dengan cara memanfaatkan limbah-limbah yang ada di sekitar.
Tak butuh lahan yang luas, apalagi untuk sayur-sayuran, karena hanya cukup atur jadwal tanam saja. Beliau mengharapkan khususnya petani konvensional dapat mengikuti jejak beliau untuk pindah ke pertanian organik. Karena beliau yakin, dengan pertanian organik, tidak hanya memproduksi tanaman sehat yang bebas bahan kimia tetapi lahan pun juga selalu sehat.