Lihat ke Halaman Asli

Hand Gloves: Pengaman untuk Ku - Resiko Ku

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hand Gloves atau sarung tangan mungkin sangat tidak asing ditelinga kita selaku bagian dari tim medis, bahkan mungkin setiap hari benda itu melekat di tangan kita. Disamping manfaatnya yang luar biasa yaitu mengurangi resiko terjadinya penularan infeksi atau kontaminasi, benda pengaman berbahan lateks ini ternyata memiliki sisi negatif. Pernah dengar istilah hand dermatitis (HD) atau dermatitis tangan?Dermatitis tangan atau eksem adalah peradangan pada kulit tangan yang terjadi ketika tangan terkena suatu zat yang menyebabkan iritasi. Kemerahan, membesar, bengkak, atau rasa gatal yang jelas pada kulit di jari atau telapak tangan dikenal sebagai dermatitis tangan. Biasanya menjadi masalah kronis yang dapat terjadi berbulan-bulan bahkan tahunan. Ada banyak penyebab, diantaranya pendekatan pada bahan kimia kasar atau detergen, sering mencuci dengan tangan dan kontak atau reaksi alergi sistemik pada hal-hal yang menyentuh kulit atau masuk ke sistem tubuh (misal, makanan, obat, infeksi). Orang dengan masalah alergi lain seperti demam tinggi atau asma lebih cenderung terjadi pada dermatitis tangan atau eksem. Lalu apa hubungannya dengan efek negatif dari sarung tangan yang dipakai oleh tim medis? Akan kita bahas dalam artikel kali ini. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada perawat di beberapa rumah sakit yang ada di Shijiazhuang city, Hebei province, China menemukan hubungan antara penggunaan sarung tangan khususnya yang berbahan lateks. Dalam penelitian mengungkapkan bahwa prevalensi terjadi hand dermatitis di China sebesar 17,7%, dan dari nilai tersebut ada faktor penggunaan sarung tangan latex dan hand washing yang ikut menyumbang prevalensi HD. Penyebabnya adalah lateks mengandung protein alergen yang dapat menyebabkan reaksi alergi bagi pemakainya. Alergi adalah respon imun sekunder yang disebabkan oleh adanya senyawa tertentu (disebut alergen) yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. Alergen umumnya berupa protein terlarut atau glikoprotein yang berasal dari beberapa jenis sumber alergen. Reaksi alergi oleh protein lateks dapat terjadi melalui kontak kulit atau mukosa. Sebagai produk dari tanaman karet (H. brasiliensis), lateks mengandung konstituen sitoplasma sel tanaman baik berupa senyawa karet maupun senyawa nonkaret. Senyawa nonkaret utama dalam lateks alam adalah protein. Walaupun kadar protein lateks telah mengalami banyak penurunan setelah sentrifugasi selama prosesing lateks pekat maupun selama prosesing barang jadi lateks, namun demikian residu protein 2% yang tersisa masih berpotensi untuk menyebabkan reaksi alergi. Tingginya frekuensi kontak dengan sarung tangan lateks ini menjadi indikasi terjadinya hand dermatitis (HD) pada perawat di rumah sakit. Buku petunjuk yang dikeluarkan oleh Medical Glove Manual menyebutkan bahwa batas maksimum kadar protein pada sarung tangan medis adalah 1200 mg protein/sarung tangan atau setara 150 mg protein/g karet. Akan tetapi kadar protein produk sarung tangan di Indonesia umumnya masih 10-20 kali lebih tinggi (1500-3000 mg protein/g karet) dari ketentuan batas maksimum tersebut. Disamping karena penggunaan sarung tangan ada faktor lain yang perlu diperhatikan antara lain lingkungan.Kelembaban rendah dan cuaca dingin yang dapat mengurangi kelembapan kulit, meningkatkan risiko terkena beberapa jenis hand dermatitis. Dalam kasus lain, panas dan kelembaban yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko. Misalnya, memakai sarung tangan di lingkungan yang panas dan lembab dalam waktu lama dapat mengiritasi kulit.Frekuensi perawat melakukan cuci tangan menggunakan pembersih atau pelarut berbahan kimia juga berperan dalam terjadinya HD. Namun, meskipun penelitian di atas dilakukan di China dan juga belum ada penelitian lebih lanjut untuk prevalensi HD di Indonesia, tidak ada salahnya kita selaku tim medis berupaya mencegah resikonya. Bukan dengan mengindari penggunaannya namun kita dituntut untuk lebih selektif dalam pemilihan sarung tangan yang akan kita pergunakan dan yang paling penting jaga kebersihan dari tangan kita. Dalam sebuah jurnal juga menyarankan penggunaan hand cream (emollients) setelah mencuci tangan. Sumber : Derek R Smitha, Ning Weib, Li Zhaoc, Rui-Sheng Wanga, 2004.Hand dermatitis among nurses in a newly developingregion of Mainland China.International Journal of Nursing Studies 42 (2005) 13–19. Dikirim oleh : Arif Annurrahman Sahabat Perawat; " karena kami berusaha memahami setulus hati " Baca Juga : 1.Cara mencegah dan mengobati sariawan 2. Jatuh , Luka ? Serta Perawatan dan Penanganannya 3. Mengapa Harus Kurangi Tidur dan Makan” 3. Rahasia Kesuksesan “Profesi Kita” 4. Tips merawat dan mendidik anak, “sehat jasmani dan rohani!” 5. Sayangilah Orang ” TUA “ 6. Nature Nurse “Review jurnal : Antiseptik Ekstrak Rimpang Kunir” 7. Doa mohon kesehatan; ” kenapa harus mata dan telinga?” 8. Salah paham tentang “OBESITAS” 9. Masalah umum bagi “Pengguna Lensa Kontak (PLK)” 10. ” Seni Beristirahat “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline