Lihat ke Halaman Asli

Anak Atheis?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemarin saya bercakap-cakap dengan seorang remaja laki-laki, kelas 8, begini percakapan saya dengan dia: “Tante dengar dari mama kamu bahwa kamu tidak percaya pada Tuhan. Tante berpikir, tentunya ada sesuatu yang membuat kamu tidak percaya pada Tuhan, apakah itu? ”Remaja itu menjawab: “Saya atheis. Saya atheis karena: 1. Saya tidak pernah melihat dan merasakan Tuhan, Dia tidak pernah ada. 2. Karena Tuhan memberikan orang tua seperti mereka untuk saya.”

Parents, 2 insights ini dapat kita ambil dari percakapan di atas: 1. Usia 12-18 tahun, dalam Faith Development Stages, adalah tahap di mana seseorang ‘menanyakan dan mencari ke- mantab-an imannya’. Anak perlu kita bantu dengan cara yang tepat, agar semakin memahami dan mendapatkan keteguhan imannya. 2. Karakter Tuhan, didapat anak pertama kalinya dari figur orang tuanya.

Bagaimana mungkin anak bisa menghayati Allah itu baik dan penuh kasih, sementara dalam hidup nyata sehari-hari, anak hampir tidak pernah merasakan kasih dan ‘kehadiran’ orang tuanya??

Salam Pendidikan, Hanlie Muliani sahabat orang tua anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline