[caption id="" align="aligncenter" width="286" caption="Choose your right choice - sumber wikipedia"][/caption] Kata pak Ustadz dan Wikipedia Zalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Bagi saya yang awam politik, hal ini bisa menjadi pedoman sederhana. Baik dalam meletakkan sandal di masjid, maupun persoalan memilih dalam pemilukada. Kezaliman adalah, menyisihkan dana hibah propinsi menjadi jauh lebih besar mendekati pemilukada, padahal harusnya hibah diberikan pada yang benar-benar membutuhkan, bukan berdasarkan kepentingan seseorang. Memperbanyak iklan pemerintah propinsi sampai detik ini menjelang pemilihan, seharusnya belanja iklan itu bisa diwujudkan menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Mengiklankan diri di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, padahal orang berobat adalah untuk mencari kesembuhan akan penyakitnya. Mengiklankan diri di pagar sekolah, di sekolah-sekolah, padahal anak-anak seharusnya mendapatkan pendidikan. Kezaliman. Menaburi sekujur kota dengan spanduk-spanduk, dan membiarkannya menjadi artifak-artifak yang membahayakan pengguna jalan. Padahal jalan harus didukung aspek keselamatannya. Memanggil agama Tuhan di saat-saat pemilukada, berharap akan ummatNya, padahal Tuhan harus diharap ridhoNya. Melecehkan suatu suku bangsa, padahal Tuhan menyuruh beragam suku bangsa untuk bekerjasama dan saling mengenal. Mengerahkan aparat untuk keperluan pribadi, padahal aparat adalah pengayom seluruh masyarakat. Memuluskan jalan-jalan hanya menjelang pemilukada, padahal dananya dari dulu juga ada. Jadi kemana dana itu selama ini? Hal-hal di atas adalah sedikit contoh dari kezaliman seorang pemimpin. Jadi tanggal 20, tumbangkan kezaliman. Choose your right choice.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H