Lihat ke Halaman Asli

Aburizal Bakrie: Sosok yang Sangat Menghormati Ibu dan Mencintai Keluarga

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13838995771121000033

[caption id="attachment_276744" align="aligncenter" width="819" caption="Source: facebook.com/aburizalbakriepage"][/caption]

Lebih Dekat Aburizal Bakrie Bagian Keempat

(Wawancara Aiman Witjaksono, [Kompas TV], dangan Aburizal Bakrie)

Aburizal Bakrie atau biasa disapa ARB, merupakan calon presiden partai Golkar yang potensil memenangkan pilpres 2014. Pelan namun pasti popularitas dan elektabilitas ARB semakin menanjak seiring dengan kegiatan road show yang diadakan oleh ARB ke pelosok negeri. Selain menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Aburozal Bakrie juga dikenal sebagai  pribadi yang ramah dan penuh dedikasih. ARB adalah sosok yang sangat menghormati Ibunda dan juga menyayangi keluarga. Sebagai bentuk penghormatan kepada kedua orang tuanya, ARB tidak segan  menjadikan kedua figur orang tuanya sebagai contoh untuk memotivasi generasi muda. Bahkan dalam salah satu iklannya ARB menyerukan untuk mengajak masyarakat menghormati seorang ibu. Untuk mengenal lebih jauh, sosok ARB dan penghormatannya kepada seorang ibu, berikut kami sarikan wawancara Aburizal Bakrie  dengan  Aiman, Kompas TV. Selamat menyimak. Aiman: Kalau kita lihat, masih kurang lebih satu tahun ke depan (baru akan pilpres). perjalanan masih panjang nih pak ARB. Tapi bang ARB telah rajin ketemu dengan pengurus-pengurus daerah. Tadi ke kampus juga. Tentunya ada sesuatu yang dikorbankan dari sisi pendanaan. Berapa seh sebenarnya (jumlah yang dikeluarkan setiap kegiatan)... ARB: Dana  itu mau seribu atau seratus habis juga. Ya kita pilih seratus saja. Aiman: Yang sudah dipersiapkan (untuk pilpres)? ARB: Gak ada yang disiapkan. Apa yang ada dikantong kita jalankan saja. Nah apa yang ada pada teman-teman ya dikasih aja... Aiman: Capres yang lain pasti ketakutan, karena capres yang satu ini dapat dikatakan capres paling kaya diantara capres-capres lainnya yang disebut-sebut akan maju pilpres pada tahun 2014 mendatang... ARB: Ya gak tahu juga ya.  Kalau saya disebut kaya. Kalau dulu 2008 saya terkaya di Southeast Asia kan. Sekarang saya masuk nomer 40 aja tidak. Tapi gak papa. Soal terkaya belum tentu juga. Aiman: Kenapa se menurun, dari 2008 ke sekarang? ARB: Satu bayar Lapindo. Gak salah tapi harus bayar 1 milyar dolar. Itu besar juga. Aiman: Penurunannya besar juga ya bang? Dari orang nomer 10... ARB: Kok nomer 10? Nomer 1 di Asia Tenggara. Bukan hanya di Indonesia. Tapi kan belum pernah juga ada orang Indonesia asli yang masuk nomer 1. Itu satu sejarah yang menandakan bahwa orang Indonesia asli bisa kok bersaing dengan saudara-saudaranya yang bukan asli. Saya tidak mau mendikotomikan itu. Tapi itu fakta sejarah. Aiman: Aburizal Bakrie sangat menghormati ibunya. Ketika kasus Lapindo (terjadi), sekalipun tidak salah namun diminta membayar oleh ibu, Kemudian capres  juga tidak boleh diumumkan sebelum ibu meninggal ya bang. Kenapa taat sekali sama ibu? ARB: Ibu itu mengandung kita 9 bulan 10 hari. Membesarkan kita, mendidik kita, memberitahuan kita mana yang baik mana yang buruk. Itu seorang ibu. Sorga dibawah telapak kaki ibu. Aiman: Abang percaya apa yang dikatakan ibu dan itulah yang terbaik dan dikehendaki oleh Tuhan? ARB: Iya. Dan seumpamanya kita punya alasan lain, kita sampaikan. Seperti saya menerangkan kenapa saya mau jadi presiden. Aiman: Apa pada waktu itu bang? ARB: Saya menerangkan karena pengalaman saya sebagai Menko Kesra. Saya tahu masih banyak masalah yang belum diselesaikan.  Dan tidak banyak orang diberi kesempatan untuk mempunyai pengalaman seperti saya. Aiman: Saya tertarik juga untuk menanyakan: Apa ibu betul-betul  melihat isi media dan yang lain. Dan melihat suara-suara diluar sana  yang mencibir abang, dan betul-betul merasakan betapa sedihnya seorang ibu anaknya diperlakukan seperti itu? ARB: Ya.  Dia kan  perempuan. Sama juga dengan anak saya yang perempuan. Karena dia sayang, dia tahu ayahnya tidak begitu, (bagi ibu) dia tahu anaknya tidak begitu,  dia merasa sedih. Aiman: Dulu waktu mau mencalonkan diri sebagai presiden, kabarnya juga meminta izin ama istri ya bang? ARB: Iya dong. Bukan minta izin, memberitahukan kepada istri, memberitahukan minatnya. Istri mengatakan tidak setuju Aiman: Awalnya tidak setuju semua? ARB: Tapi sekarang sudah setuju semua Aiman: Terkait dengan keluarga ini abang, ada tidak pesan yang ingin disampaikan kepada pemirsa, apa sih  yang bisa di ambil dari pelajaran ini? ARB : Kekuatan dari keluarga Bakrie adalah persatuan dari anak-anaknya Bakrie. Yang sangat menyedihkan adalah kalau keluarga ribut, antara ibu dengan bapak, (ibu) dengan anak,  antara anak dengan anaknya yang lain ribut karna harta.  Maka kalau itu terjadi segalanya akan runtuh. Di keluarga pun selalu ada yang lebih berada dan yang memiliki keurangan.  Kunci daripada kemampuan itula semua, saya juga  jadikan peraturan perusahaan,  adalah pendidikan formal.  Orang yang tidak berpendidikan akan mencari uang, tapi orang yang berpendidikan akan mencari sukses Aiman: Bedanya apa bang? ARB: Beda. Yang satu mencari sukses, yang satu mencari uang.  Dia sukses mengakibatkan uang datang kerena sukses. Dia tidak cari uangnya tapi cari suksesnya.  Kalau misalnya (cuma cari uang)  dia mencatut saja, sudah dapet uang.  Tapi bukan suksesnya. suksesnya di defin apa, misalnya lapangan kerja yang besar.  kan moto ayah saya "satu sen daripada  usaha group keluarga Bakrie,  harus berguna bagi masyarakat". Lihat video lengkapnya di sini: http://goo.gl/CTE79b

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline