Lihat ke Halaman Asli

Gempa Aceh Traumatis

Diperbarui: 9 Desember 2016   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

fأَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

Setelah bencana gempa bumi yang berpusat di kabupaten Pidie Jaya (PIJAY) kemarin pagi menjelang subuh, para korban cenderung lebih sensitif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Baik itu ingatan, suara, bau, sensasi, bahkan perasaan dalam hati akan selalu membuat mereka terngiang akan bencana alam tersebut, meskipun sudah berlalu. Trauma yang melekat bahkan brpotensi menghancurkan mental, pandangan, dan reaksi emosional korban.

Mereka yg menjadi korban bencana dan kehilangan anggota keluarga akan mengalami trauma dan kesedihan yg amat sangat mendalam. Kcemasan, yg dialami anak2 dan remaja bisa beragam akibat bencana alam trsebut.

 Dan, ITULAH YANG SAYA RASAKAN SAMPAI SAAT INI. Meskipun guncangan gempa di tempat saya tinggal (Banda Aceh) tidak begitu berarti jikaa dibandingkan dengan yang trjadi di Pidie Jaya.

Gempa berkekuatan 6,5 SR (sumber GMKG) itu adalah gempa pertama sekaligus yang paling menakutkan bagi saya pribadi. Sebab, sampai sejauh ini saya belum pernah sekalipun merasakan seperti apa gempa bumi itu. Pada akhirnya, Aceh memberikan saya jawaban atas cerita-cerita yang sering saya dengar dari keluargaku tentang tragedi tsunami 11 tahun yang lalu.

Di mana saat itu (cerita pak dosen di depan mess kawasan sektor timur kopelma darussalam) awalnya dipicu gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR yg berpusat di dasar laut dengan jarak sekitar 20 kilometer di lepas pantai.

Akhirnya, tadi siang saya putuskan untuk turun ke jalan bersama sahabat2 PC PMII mnyusuri ruas-ruas kota Banda Aceh meskipun dalam keadaan kurang sehat (trauma). Senyum bahagia terasa sangat beharga karena bisa ikut serta dalam penggalangan dana guna membantu saudara2 korban bencana alam gempa di Kabupaten Pidie Jaya. Peluh yg mengalir seakan tak berarti jika harus dibandingkan dg keadaan syedara yg ada di Pijay sana.

 Sampai saat ini, perasaan mencekam masih saja menghantui pikiran ini.

Semoga ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa 07 Desember 2016 kemarin. Wallahu A'lam

Banda Aceh, 08 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline