Pada kondisi yang sulit setelah masa pandemi Covid dan melihat perkembangan beberapa tahun terakhir, pendidikan kewirausahaan menjadi semakin penting di Indonesia. Ini dipandang sebagai cara strategis untuk memanfaatkan potensi "bonus demografis" negara yang belum dimanfaatkan dan untuk mengantisipasi tingginya lulusan SMA/SMK yang menjadi pengangguran.
Dari hasil sebuah survei tahun 2019 oleh Forum Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga pemuda Indonesia ingin menjadi pengusaha, rasio tertinggi di Asia Tenggara. Namun, mengubah keinginan anak muda wirausaha menjadi usaha bisnis yang berkelanjutan bukanlah tugas yang mudah, sangat dibutuhkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan pelatihan kewirausahaan yang matang.
Beberapa Sekolah SMA/SMK telah memberikan program pendidikan kewirausahaan dalam bentuk teori dari guru, belum muncul program yang komprehensif untuk siswa SMA/SMK selama beberapa tahun ini. Beberapa Pemerintah Daerah juga telah menyiapkan rencana pelatihan jangka menengah untuk mendorong kewirausahaan di Sekolah SMA/SMK. Pelaksanaan Program-program kewirausahaan belum integrasi antar instansi pendidikan dan para pengusaha untuk memberikan program-program pelatihan, atau sekolah masih berpikir hanya konsep pendidikan wirausaha, bukan implementasi pelatihan kewirausahaan.
Pada situasi yang demikian direkomendasikan perlu langkah-langkah nyata yang berfokus pada kemampuan siswa SMA/SMK untuk memulai kewirausahaan mulai dari aspek manajemen dan sumber daya, kesinambungan keuangan, bimbingan dan pelatihan, layanan dan fasilitas bisnis, hingga kelulusan siswa SMA/SMK.
Program di sekolah sering sekali tidak berjalan sebagaimana semestinya karena pembinaan atau pengajaran kewirausahaan dilakukan oleh Guru yang bukan seorang wirausahawan, yang diketahui hanyalah teori semata dan bagaimana pengalaman seluk-beluk menjadi wirausaha tidak ada, sehingga membuat pembelajaran wirausaha tidak menarik bagi siswa.
Program Pengembangan Kewirausahaan bagi siswa SMA/SMK harus dilakukan secara terintegrasi dan menarik siswa SMA/SMK untuk melakukan praktek. Sekolah SMA/SMK akan kesulitan dalam program pengembangan kewirausahaan untuk menjembatani kesenjangan yang lebar antara aspirasi kewirausahaan dan kesuksesan kewirausahaan, karena tidak mengandeng para wirausahawan yang telah berhasil dalam pengembangannya. Dalam hal ini perlu pembelajaran yang terintegrasi dan terkoordinasi antara Sekolah dan para wirausahawan serta Pemerintah Daerah.
Sebagai Contoh,
Pemda Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan dan Jawa Pos, membuat program SMA Award yang didalamnya ada program Technopreneur Award bagi Siswa SMA, ini merupakan program pengembangan kemampuan siswa SMA untuk belajar, berlatih dan mengimplementasikan dalam kewirausahaan yang sangat dibutuhkan siswa SMA dalam mengekspresikan Konsep Technopreneur dan pengalaman ini akan membuat siswa-siswa SMA semakin yakin akan kemampuannya.
Program pengembangan kewirausahaan melalui lomba Technopreneur akan memupuk usaha rintisan siswa SMA membantu wirausahawan muda mendapatkan pemahaman wirausaha yang sebenarnya dan mengetahui bagaimana akses ke pembiayaan dan teknologi. Program Ini juga mempelajari kualitas pelatihan dan bimbingan wirausaha siswa yang diberikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H