Situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda dan terjadinya resesi ekonomi di berbagai negara, biasa dikenal dengan istilah VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity.
Dalam situasi yang tidak stabil itu, prediksi peristiwa masa lalu sebenarnya dapat menyesatkan bila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Sekolah SMK, dalam konteks tersebut, harus bersikap tidak konvensional. Keterampilan dan pengetahuan yang dulunya berguna dan menjadi andalan mungkin saat ini sudah tidak relevan lagi.
Dalam situasi itu model struktural kurikulum sering kali sulit dioperasikan bila masih dalam jaringan yang tebal dan kaku. Kurikulum harus disesuaikan secara cepat tanggap. Dan Agile merupakan kunci keberhasilan serta ketepatan membaca peta perubahan yang sedang terjadi.
Pertanyaannya apakah sekolah SMK mampu mengantisipasi yang terjadi ini? Bagaimana dengan guru-gurunya? Dan jika guru-guru tidak tanggap, bagaimana dengan lulusannya? Bagaimana jika sikap guru-guru hanya biasa saja (business is usually)?
Mari kita amati yang terjadi di suasana Global dalam kondisi VUCA, keterampilan apa saja yang perlu mereka persiapkan bagi anak-anak didiknya.
Fleksibilitas kognitif
Munculnya teknologi digital berarti siswa harus mampu menangani banyak peluang dan tantangan yang menyertainya.
Apakah siswa memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengkonseptualisasikan banyak ide yang kompleks sekaligus?
Jika demikian, siswa menunjukkan kualitas yang ada pada multi-tasker tingkat lanjut dan yang nantinya ini sangat dihargai oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).