Pendidikan menengah kejuruan (SMK) saat ini menjadi sorotan utama, karena kualitas lulusan masih rendah atau belum mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI). Pemerintah telah membuat peraturan tentang SMK, Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990).
Mengacuh pada PP no.29/1990 sudah seharusnya SMK mengutamakan praktek kerja dari pada pelajaran di sekolah, sehingga siswa SMK utamanya adalah pelatihannya dari Dunia DUDI dengan waktu yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan siswa (sesuai bidang studi) berarti kebutuhan waktu praktek kerja kurang lebih 50% dari waktu pendidikan. SMK dengan DUDI perlu adanya kerjasama yang baik, dan menjadi kemitraan untuk mencapai tujuan/outcome lulusan SMK.
Perkembangan DUDI sangat dinamis untuk itu SMK perlu menyesuaikan kurikulum, berarti SMK bersama DUDI selalu mensinkronkan kurikulum dengan perkembangan teknologi yang ada di DUDI. Cara SMK agar mencapai lulusan yang professional maka perlu meningkatkan kompetensi siswa yang sesuai perkembangan teknologi yang ada di DUDI. SMK harus meningkatkan partisipasi yang dilakukan bersama DUDI, tidak hanya sebatas menerima kerjasama tetapi perlu penerapan sinkronisasi kurikulum SMK-DUDI dan menerapkan pada pelatihan berbasis produksi agar siswa SMK menjadi kompeten sesuai kebutuhan DUDI.
Mengapa demikian ? Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi pada DUDI lebih cepat berkembang daripada kesiapan kurikulum SMK dalam menyiapkan lulusannya mencapai kompeten dan bekerja pada DUDI. Penilaian kualitas SMK tidak hanya diukur dari segi mutunya saja melainkan juga dari segi relevansinya, mutu lulusan dapat dianggap relevan apabila yang lulusan SMK mempunyai kompetensi sesuai DUDI dan langsung terserap pada kebutuhan karyawan DUDI.
Jelas disebutkan dalam peraturan pemerintah perihal keterlibatan DUDI dalam pembelajaran kejuruan meski pelaksanaan dilapangan sering terjadi pembelajaran hanya disekolah dan tidak melibatkan DUDI. Esensi dari keterlibatan DUDI dimaksudkan agar pelaksanaan Praktek Kerja bermanfaat untuk kedua belah pihak, tertama bagi siswa SMK dalam mencapai kompetensinya.
Praktek kerja siswa SMK dalam pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu yaitu : - kurikulum telah disinkronkan dengan DUDI sehingga siswa yang bertujuan untuk praktek kerja disuatu DUDI setidaknya sudah memiliki pengetahuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah mendapatkan bekal di SMK; -Waktu praktek kerja cukup (lebih kurang 12 bulan) untuk mencapai kompetensi siswa, jika tidak akan membingungkan DUDI dan siswa.
Tujuan diadakannya Praktek kerja di DUDI adalah :
(a.)Melakukan pelatihan kerja untuk mendapatkan kompetensi sesuai bidang studi yang digelutinya; (b.) Melatih siswa SMK pada didunia kerja yang sebenarnya; (c.) Mempersiapkan dan membentuk etos kerja yang baik bagi siswa SMK; (d.) Mempersiapkan siswa SMK untuk siap langsung kerja pada DUDI, tanpa training lagi.
Mari kita bantu SMK untuk memahami praktek kerja di DUDI dengan waktu yang cukup (lebih dari 6 bulan) menunjang siswa mencapai kompetensinya, dan siap untuk bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H