Lihat ke Halaman Asli

Kepala Sekolah SMK Banyak Belum Paham terhadap Pendidikan Sistem Ganda

Diperbarui: 14 Mei 2018   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar diolah pribadi

Sekolah kejuruan (SMK) saat ini diharapkan menerapkan Pendidikan sistem ganda (dual system) yaitu menggabungkan pengajaran teori di ruang kelas dan praktik magang di industri, guna mencapai lulusan SMK yang mempunyai kompetensi dan siap kerja. Model pendidikan sistem ganda adalah model pendidikan tersebut sangat sukses diterapkan di Jerman dan negara Eropa lainnya. 

Sekolah Kejuruan (SMK)  di Indonesia mempunyai tujuan utama untuk memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan-pengetahuan pendukungnya agar siswa dapat menjadi pekerja yang produktif dan mampu bcrsaing dalam mendapatkan tempat kerja maupun dalam mempersiapkan diri untuk meniti karir yang lebih tinggi. Kondisi yang terjadi malah sebaliknya, lulusan SMK tidak mempunyai kompetensi dan banyak menjadi penggangguran karena tidak sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Kepala sekolah SMK, belum faham bahwa model pendidikan sistem ganda merupakan sinkronisasi antara pelajaran di sekolah dengan praktik magang di DUDI, dengan waktu magang yang cukup untuk mencapai kompetensi siswa. SMK masih belum mengoptimalkan partner DUDI(kelompok mitra), dan masih banyak Kepala Sekolah SMK hanya melepaskan/membebaskan siswanya memilih tempat magang dengan DUDI yang belum merupakan partner SMK, sehingga tidak ada sinkronisasi pelajaran dan pelatihan magang di DUDI. Jika kondisi ini terus-menerus dilakukan maka yang terjadi adalah lulusan SMK tidak mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI.

Untuk itu perlu ada hal-hal yang menyangkut prioritas pengembangan SMK khususnya pemahaman Kepala Sekolah atas model pendidikan sistem ganda dan perbaikan mutu serta pengelolaan berpartner dengan DUDI bagi masing-masing SMK negeri maupun swasta.

Pemerintah telah mengeluarkan Inpres No. 9/2016 tentang revitalisasi SMK, dan pengelolaan SMK ada di Dinas Pendidikan tingkat Provinsi maka lebih mudah untuk melalukan koorndinasi dengan DUDI di level Provinsi.

Inpres ini telah berjalan 2 tahun, namun progres perkembangan SMK yang signifikan masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

Mari Kepala Sekolah SMK dan DUDI secara bersama-sama melaksanakan model pendidikan dual system dengan mengambil peran serta didalam mencetak lulusan SMK mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Tingginya peran Kepala Sekolah didalam menerapkan dual system dapat menciptakan lulusan SMK yang mempunyai kompetensi bertindak dan siap bekerja. Dan jangan ada SMK sebagai penunjang penggangguran, tetapi SMK menjadikan unggulan pemerintah didalam mempersiapkan generasi muda pada era global dan Industri generasi 4.0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline