Lihat ke Halaman Asli

Saat Ini Kemampuan Siswa Lulusan SMK untuk Langsung Bekerja Sangat Minim

Diperbarui: 30 November 2017   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kondisi yang ada saat ini presentase tingkat pengangguran terbuka di kalangan siswa  lulusan SMK menunjukkan angka yang tinggi, tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 10 persen dari 7,01 juta orang berstatus pengangguran, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2017.

Pengangguran dari lulusan SMK terjadi karena siswa lulusan SMK kemampuan untuk langsung bekerja sangat minim berarti belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja.

Seharusnya siswa lulusan SMK memegang peranan penting dalam penyediaan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan Industri. Namun lulusan SMK yang dihasilkan sampai saat ini masih belum mampu menjawab permasalahan kebutuhan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi kompetensi yang disyaratkan dunia kerja. Peluang kerja yang ditawarkan pasar kerja masih banyak yang belum terisi, lulusan siswa SMK tidak mempunyai kompetensi yang benar untuk langsung bekerja sehingga tidak terserap pasar kerja.

Mengapa kondisi ini terjadi, dari beberapa Hasil penelitian/pengamatan diperoleh sebagai berikut: pola pendidikan belum bereferensi langsung pada kompetensi yang dibutuhkan DU/DI (kurikulum belum sinkron dengan DUDI), waktu belajar masih 90% dan waktu praktik kerja baru 10% (untuk kompetensi seharusnya 30% belajar dan 70% praktek), komunikasi antar SMK dan DUDI belum intensif sehingga praktek kerja tidak terprogram menuju kompetensi, pelatih di tempat kerja belum mempunyai bekal pedagogi yang terstandard.

Harapan dari dunia kerja adalah lulusan SMK mempunyai kompetensi untuk dapat langsung bekerja dengan kualitas dan tingkat produktivitas kerjanya. Oleh karena itu pola pendidikan di SMK dengan sistem ganda itu benar ( sekolah dan Industri memiliki tanggung jawab menyiapkan kompetensi kerja serta kesiapannya dari segi mental dalam memasuki dunia kerja). Pendidikan sistem ganda (dual system) merupakan satu upaya SMK untuk membentuk kompetensi kerja siswa atau kesiapan kerja siswa melalui pemberian pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan

sikap kerja( attitude) yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI melalui kegiatan Praktik Kerja Industri selama 70% dari waktu studi.

Dengan dual system siswa SMK telah dipersiapkan untuk menghadapi real job yang ada di dunia usaha dan industri, karena siswa magang di industri yang sebenarnya. Pengembangan pola dual system ini akan membangun karakter kerja siswa untuk jangka panjang meliputi pembinaan ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa. Sedangkan jangka pendek meliputi; pengembangan wawasan kerja di industri.

Sukses bonus demografi harus dimulai dari saat ini dengan memperbaiki pola pendidikan di SMK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline