Saat era persaingan global dimana Indonesia ingin menjadi negara yang menarik untuk Investasi industri dengan melakukan berbagai kebijakan pemerintah, tetapi perlu diperhatikan bahwa alam investasi juga sangat membutuhkan tersedianya SDM dengan level teknisi di bidang industri sangat besar.
Pernyataan ini harus kita perhatikan Sudahkah kita siap dengan teknisi? bagaimanakah dengan lulusan SMK?
Dan yang terjadi adalah lulusan SMK belum kompeten untuk menjadi teknisi dan siap bekerja, sehingga perusahaan industri jika menerima siswa SMK harus masih mengeluarkan dana cukup besar didalam melatih untuk menjadi teknisi dan siap bekerja.
Pemerintah telah mengantisipasinya melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016, menegaskan perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan kualitas SDM.
Mengapa revitalisasi SMK ? karena lulusan SMK yang terbanyak menyumbang penggangguran dan jika kita mampu membuat lulusan SMK kompeten maka mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia, karena lulusan SMK diharapkan sebagai penyedia tenaga teknisi industri terbesar. Tentunya lulusan SMK tentu memiliki kompetensi keahlian bervariasi dan lulusannya dapat memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang jurusannya.
Mengapa lulusan siswa SMK belum kompeten?, apakah ada yang salah model pendidikannya ?
Kita perlu jawab fokus pada pendidikan sistem ganda (dual sytem), yang terjadi adalah belum effektif dan kurang fokus didalam melaksanakan pendidikan sistem ganda (dual system) dengan sebenar-benarnya dan dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan Dunia Usaha dan Industri (DUDI).
Pondasi pendidikan sistem ganda (dual system) adalah melibatkan Dunia usaha dan industri(DUDI), ini bagian yang penting didalam pendidikan sistem ganda (dual system) yang sebenarnya terjadi di Jerman.
Peranan pemerintah sebagai mediator untuk dapat menjembatani pembentukan Kelompok Mitra(pokmi) SMK-DUDI untuk mencapai siswa SMK yang mempunyai kompetensi bertindak.
Mengapa ini harus ? karena pelaksanaan pendidikan sistem ganda yang benar mempunyai parameter adalah keberhasilan individu lulusan SMK terserap di Industri dan sebagai penyedia SDM kompeten dengan level teknisi.
Jika kondisi pelaksana kelompok mitra (pokmi) SMK-DUDI ini bisa tercapai maka slogan SMK BISA akan terealisasi dan menunjang perekonomian Indonesia.