Lihat ke Halaman Asli

sagung indira

Mahasiswa

Perayaan Hari Raya Nyepi Berhasil Menutup Jalan di Surabaya

Diperbarui: 1 Juni 2023   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Surabaya – Tiga tahun lamanya perayaan Hari Raya Nyepi di Surabaya tidak dilaksanakan, ribuan orang berbondong – bondong datang untuk menyaksikan Pawai Ogoh - ogoh yang dilaksanakan di Pura Segara Kenjeran, Surabaya pada tanggal 21 Maret 2023. Tidak hanya Pawai Ogoh – ogoh, serangkaian acara mulai dari Melasti dan Tari Kolosal Bima Ruci juga disaksikan oleh masyarakat setempat. 

Hari Raya Nyepi adalah salah satu perayaan tahunan yang dirayakan oleh umat Hindu diseluruh Indonesia. Perayaan Nyepi memiliki makna yang penting, pada hari ini umat Hindu merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kejahatan). Oleh karena itu perayaan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk introspeksi diri dan merenungkan kelakukan baik maupun buruk dalam hidup. 

Perayaan Nyepi dimulai dengan Melasti, yaitu upacara pembersihan diri dan perlengkapan suci Pura yang dilakukan di Pantai atau Sungai.Perayaan Nyepi juga identik dengan Pawai Ogoh – ogoh yang melambangkan manifestasi dari sifat jahat dan keburukan, maka dari itulah bentuk ogoh – ogoh biasanya menyerupai raksasa yang seram dan jahat yang kemudian diarak keliling kota dan dibakar saat pawainya selesai. 

Saat Nyepi pun umat Hindu diharapkan untuk menjalankan Catur Brata Penyepian atau pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi oleh umat Hindu. Umat Hindu yang berada jauh dari Bali pun tetap melaksanakan Catur Brata Penyepian, seperti yang dilakukan oleh Gusti Putu Ngurah Arya

Pertama, Ketua UKMKHD UNAIR atau akrab di sapa Ngurah “Walaupun berada jauh di Surabaya dan jauh dari keluarga, pastinya saya tetap melakukan Catur Brata Penyepian sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban saya sebagai umat Hindu”.

Ngurah juga mengatakan bahwa perayaan Nyepi di Surabaya tidak terlalu berbeda dengan perayaan di Bali, “Saya pribadi tidak merasakan perbedaan yang begitu jauh antara serangkaian acara Nyepi yang saya lakukan di Bali, dan tahun ini saya lakukan di Surabaya. 

Sejauh pengetahuan saya, mungkin hal ini disebabkan karena rangkaian acara Nyepi yang dilakukan terpusat di Pura Segara Kenjeran terpengaruh oleh budaya Bali yang disebabkan oleh masyarakatnya yang juga merupakan keturunan Bali yang merantau dan telah menetap di sini.

 Mungkin akan sangat berbeda dengan saudara-saudara kita di daerah Gresik yang saya lihat perayaan Nyepi nya sedikit berbeda karena pengaruh budaya Jawa. Namun, perbedaan tersebut bukanlah sebuah permasalahan yang harus diributkan, walaupun berbeda konsep dan juga tujuan kami yakni sama, yaitu melaksanakan yadnya dengan tulus ikhlas”.

Sebagai Ketua UKMKHD Ngurah juga ikut andil dalam persiapan dan perayaan Nyepi di Pura Segara Kenjeran. Ngurah dan beberapa mahasiswa beragama Hindu yang berada di Surabaya pun juga aktif dalam persiapannya, “Saya, dan juga rekan-rekan umat sedharma yang tergabung dalan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Hindu Dharma (UKMKHD) Universitas Airlangga tentunya turut andil dalam serangkaian Hari Raya Nyepi di Surabaya. Dalam rangkain pertama yakni kegiatan Melasti, kami berkesempatan untuk "ngayah" di Pura Segara Kenjeran dengan mengikuti acara dari awal hingga selesai. Saya sendiri juga berkesempatan untuk menjadi penabuh (orang yang memainkan gambelan Bali) dalam acara Melasti yang lalu. 

Kemudian saat proses pembuatan ogoh-ogoh, kami yang tergabung di UKMKHD juga secara rutin bersama dengan organisasi mahasiswa kerohanian Hindu dari universitas lainnya bekerja sama untuk mempercantik ogoh-ogoh yang akan diarak saat pengrupukan. 

Pada saat pengrupukan kami tidak sempat untuk berpartisipasi secara langsung, yang dalam hal ini mengarak ogoh-ogoh dan lainnya karena bertepatan dengan UTS. Namun, bukan berarti menyurutkan semangat kami untuk tetap memeriahkan pengrupukan pertama kami di luar Bali, kami tetap datang meramaikan, memeriahkan dan mengikuti parade ogoh-ogoh dari garis start hingga finish”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline