Lihat ke Halaman Asli

Sagita Lestari

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahaya Perselisihan dan Perpecahan

Diperbarui: 4 November 2024   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dasarnya Islam sangat mendukung tercapainya persatuan dan perdamaian dalam kehidupan.

 Secara etimologis perpisahan atau iftiraq berasal dari kata al- mufarraqa (berpisah satu sama lain), dan al-Mubayjana (berjauhan), dan al- mufashshalah (saling berpisah) dan al-inqitha' (berpisah). Juga diambil dari kata al-insyi'ab (berkelompok) dan esh-syudzudz (terpisah dari berbaris). Ini juga bisa berarti perpisahan dari orang tua, menyingkir dan meninggalkan jamaah. Secara terminologi, pembagian tersebut berasal dari fakta bahwa- Sunnah dan al-Jamaat dalam hal Ushuluddin yang kath'i, keduanya seluruhnya atau sebagian, baik dalam urusan i'tikad maupun amaliyahberkaitan dengan permasalahan umat. Quraish Shihab, Visi Al-Qur'an, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2007), hal. 429

 Ketidaksepakatan juga dapat dilihat sebagai konflik atau perbedaan pendapat antar individu atau kelompok. Dalam Surat Al-Hujhurat Al-Qur'an (49:10) Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara; maka berdamailah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah. " Sebagaimana tersirat dan tertulis dalam teks-teks Al-Qur'an dan hadis Nabi, khususnya yang berkaitan langsung dengan persatuan umat Islam, maka teks-teks tersebut juga tidak memiliki kekuatan untuk mencapai persatuan umat Islam. Di antara teks-teks tersebut adalah: Kalian semua berpegang teguh pada tali Tuhan dan jangan terpecah belah.

(Ali Imran: 103) Ayat tersebut secara tegas memerintahkan persatuan dan melarang pemisahan. Hal ini juga disebutkan dalam sebuah hadis yang sinonim dengan ayat tersebut. Nabi bersabda: Hendaknya kalian tetap taat pada jamaah dan menghindari perpecahan. Sebab sesungguhnya setan bersama orang yang menyendiri, dan dia jauh dari orang yang menyendiri. Barangsiapa menginginkan kenikmatan surga, ia harus tetap berjamaah. (JAM. Tirmidzi). 

Di sisi lain, sudah menjadi sunnatullah fi al-kaun (ketetapan Tuhan di alam semesta) bahwa hendaknya timbul konflik dan perpecahan antar manusia. Dakwah, Dar al-Andalus al-Khadr: Jeddah, Juz: 2, hal. 249-250.

 Perselisihan dan perpecahan dalam komunitas umat Islam dapat menimbulkan banyak dampak negatif, antara lain: 

1. Hancurnya persatuan umat Perselisihan dapat mengakibatkan terpecahnya umat Islam menjadi kelompok-kelompok kecil, yang pada gilirannya melemahkan kekuatan kolektif umat dan melemahkan solidaritas. 

 Al-Qur'an, Surat Al-Anfal (8:46): "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang memecah belah dan bertengkar setelah informasinya tiba. Merekalah yang akan mendapat siksa yang berat." 

2. Hilangnya nilai-nilai Islam bila dianggap dominan, nilai-nilai seperti toleransi, kasih sayang dan saling menghormati terhadap orang lain 

Bagaimana mengatasi perbedaan pendapat dan perpecahan 

1. Meningkatkan pendidikan agama Pendidikan yang tepat tentang ajaran Islam, termasuk pentingnya persatuan dan toleransi, dapat membantu mencegah penyakit tersebut.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline