Seperti yang ada pada lagu Slank, "hidup bermewah mewahan, punya segalanya tapi sengsara, seperti para koruptor" mungkin terpatahkan pada saat ini, karena kenyataannya mereka tidak sengsara di dalam penjara, melainkan bahagia dengan berbagai macam fasilitas yang bisa dibeli.
Siapa yang tidak suka hidupnya dipenuhi dengan kemewahan dan berkecukupan dalam segala hal? Pastinya banyak yang mau dan sedikit atau mungkin tidak ada orang yang tidak ingin seperti itu. Hal itu sudah menjadi sifat dasar manusia yang tentunya mendambakan kenikmatan dan kesejahteraan di dalam hidup.
Banyak orang yang bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk menambah pundi pundi kekayaan agar hidup keluarganya bisa sejahtera. Namun, ada juga beberapa orang yang malas untuk melakukan sesuatu pekerjaan dikarenakan bawaan lahirnya yang sudah merasakan hidup sulit, sehingga ia berpikir bahwa apapun yang dilakukannya tidak membuatnya menjadi kaya, melainkan tetap dalam kekurangan.
Jelasin dulu dong...
Nah, itu dia yang sekarang menjadi sorotan di negara yang kita cintai ini. Ada sebuah tempat yang dijadikan sebagai tempat pesakitan (penjara) bagi para narapidana yang mempunyai fasilitas mewah. Sebut saja penjara. Seorang narapidana yang dimasukkan kedalam penjara harusnya merasakan ketidak enakan dalam hidupnya, mulai dari bagian non fisik dan fisik.
Non fisik disini seperti rasa malu yang diterima dan penilaian orang lain terhadap dirinya. Kalau fisik itu seperti fasilitas yang dibatasi penggunaannya, contohnya kalau dirumah bisa nonton tv, tapi ketika di dalam penjara tidak bisa, dirumah bisa makan enak, sementara dipenjara tidak. Hal hal inilah yang akan membuat seorang narapidana itu sadar atas kesalahan dan perbuatannya, sehingga narapidana tersebut bisa berubah dan diterima kembali di masyarakat.
Lalu apa maksudnya hidup mewah, tapi tidak bebas?
Setiap orang bisa saja menjadi narapidana dan tidak setiap narapidana itu berasal dari golongan elit ataupun pejabat negara. Kesenjangan ini juga terdapat didalam beberapa Lapas (lembaga permasyarakatan) di negara kita tercinta ini. Seperti berita yang sedang viral akhir akhir ini yang terjadi di lapas Sukamiskin. Hanya namanya saja yang Sukamiskin, namun orang orang yang didalamnya "SUKA KAYA", mulai dari narapidananya, sipirnya , bahkan Kalapasnya sendiri. Tidak heran memang jika hal tersebut terjadi, karena pimpinan atasnya saja berbuat seperti itu.
Di penjara, para narapidana memang tidak membawa sepesar hartapun, namun meninggalkan harta pada keluarganya di rumah. Tidak ada keluarga yang tahan melihat anggota keluarganya sengsara atau tersiksa dan pastinya keluarga akan membantu dengan segala yang dimiliki dan kadang kadang sampai menghalalkan segala cara.
Siapa yang tidak suka dengan uang?
Uang merupakan benda yang bisa menghalalkan segala cara bagi mereka yang ingin hidupnya super nyaman di lapas tersebut. Segala hal bisa dimasukkan kedalam sel, mulai dari perabotan yang ada dirumah yang mungkin gue sendiri gak punya atau gak bisa beli. Mereka yang seharusnya merasakan penyesalan di dalam penjara, malah merasakan kenikmatan di dalam penjara.