Hamparan lautan luas yang membentang sepanjang jagat raya merupakan tanda kekuasaan Allah di muka bumi ini. Dalam Alquran, kata bahr (laut) tersebar dalam 32 ayat, sedangkan kata barr (daratan) ada di 13 ayat. Bila dijumlahkan, semuanya menjadi 45 ayat.
Itu artinya bahwa penyebutan laut lebih dominan dalam al-Qur'an dibandingkan dengan daratan. Fakta Qur'ani ini menyiratkan ada rahasia istimewa bagi umat manusia yang tersimpan dibalik variasi penyebutan itu.
Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena wilayah perairannya lebih luas dari wilayah daratan. Bahkan yang menakjubkan, ribuan pulau bertaburan mengitari wilayah lautan itu yang menjadi magnet kekaguman bagi siapapun yang memandangnya.
Belum lagi keindahan ekosistem bawah laut sebagai keanekaragaman hayati yang harus dijaga untuk keberlanjutan kehidupan manusia.
Lautan luas menyimpan beragam potensi berharga yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup umat manusia.
Bentangan laut dengan berbagai macam ragam isinya itu bisa menjadi sumber mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah berfirman:
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur."(Q.S. An-Nahl [16]: 14)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah menundukkan laut dengan ombaknya yang bergemuruh agar hamba-Nya mudah untuk mengarunginya. Kemudian beliau menguraikan tiga sumber daya maritim yang diberikan oleh Allah kepada manusia berdasarkan ayat di atas:
Pertama, ikan. Ikan yang ada di laut sangat beragam jenisnya, baik yang kecil maupun yang besar. Semuanya dihalalkan oleh Allah untuk dikonsumsi oleh hambanya, baik dalam keadaam hidup maupun mati. Rasulullah bersabda:
( : : , (
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda tentang laut, "Airnya menyucikan dan halal bangkainya." "laut itu suci airnya, halal bangkainya." (H.R. Ahmad)