Lihat ke Halaman Asli

Safrida Lubis

Pembelajar kehidupan

Sebuah Kisah Perjalanan Spiritual sang Pendamping Haji

Diperbarui: 19 Januari 2019   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Seorang anak di amanahkan untuk menjadi mata, hati, kaki, pikiran dan hati dari seorang ibu yang melahirkannya dalam perjalanan haji untuk lansia jauh dari rencana yang telah di susun sebelumnya. 

Dengan segala kerendahan dan keterbatasan akan segalanya, anak tersebut akhirnya mampu menyunggingkan senyum sang ibu dalam deraian air mata saat tersungkur sujud di masjid Quba, di pelataran Raudhah dan perjalanan di sisi masjid Nabawi tepat di hari kemerdekaan RI. 

Buku yang menampilkan perasaan suka cita dan perjuangan sang anak untuk dapat kembali menghadirkan senyum dari ibunya pada perjalanan menuju Mekkah dan pelaksanaan haji dengan hati yang tak pernah tidur memanggil sang pencipta. Hingga senyum itu kembali merekah tepat di depan multazam, saat merasakan licin dan cadasnya batu di bukit Marwah serta setelah keluar dari dua terowongan bus salawat di malam perjalanan akhir rukun dan wajib haji. 

Buku ini menuai kerinduan bagi siapapun untuk bisa mendampingi orang tuanya dalam melaksanakan ibadah tersebut. Suasana bertabur rasa menghiasi untaian ceritanya dan sebuah kenyataan bahwa ibunya meninggal enam bulan dari kepulangan mereka di tanah air, menimbulkan cerita yang tak biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline