Lihat ke Halaman Asli

Apakah Car Free Day Dapat Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang UMKM Kota Pasuruan di Bidang Perekonomian?

Diperbarui: 29 November 2023   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Pasuruan, 24 November 2023/dokpri

“Car Free Day” atau hari bebas kendaraan adalah sebuah budaya eropa yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah untuk mengurangi polusi kendaraan bermotor. Perayaan Car Free Day ini juga  membantu keadaan perekonomian masyarakat khususnya pedagang UMKM. Car Free Day pertama kali dilaksanakan oleh negara Belanda dan Belgia, selanjutnya diikuti oleh negara-negara lain dikawasan Eropa.

Car Free Day di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tanggal 2 September 2001 di Jakarta. Menurut Koordinator Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, Car Free Day di Jakarta mengadopsi konsep dari Belanda dengan tujuan berbeda. Di Jakarta, Car Free Day dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada penggunaan kendaraan bermotor dalam beraktivitas sehingga polusi udara juga dapat ditekan.

Sedangkan di Kota Pasuruan sendiri, Car Free Day resmi dibuka pada Minggu, 27 November 2016 di sepanjang Jalan Sultan Agung atau yang akrab dikenal masyarakat dengan “Area Gor Kota Pasuruan”. Program bebas kendaraan ini dilaksanakan setiap hari Minggu dimulai pukul 06.00-10.00 WIB. .

Pelaksanaan Car Free Day ini sangat menguntungkan masyarakat, terutama para pedagang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Perkembangan Inklusif pada pertumbuhan perekonomian di Indonesia juga dipengaruhi dengan adanya pedagang UMKM ini.

Tujuan pemberdayaan produk UMKM ini ada dua, yang pertama bisa mengembangkan dan meningkatkan kecintaan produk lokal dan yang kedua tidak bergantung pada produk asing. Kedua hal ini bisa diwujudkan ketika kita bisa berkolaborasi dengan pemerintah mengenai peningkatan teknologi, inovasi dan pemberdayaan produk-produk lokal agar bisa disetarakan dengan permintaan pasar Internasional. Sehingga target marketing kita bukan hanya penduduk dalam negri saja melainkan bisa ke luar negeri.

Saya dan beberapa rekan saya sempat melakukan wawancara pada beberapa pedagang yang berjualan di sekitar area tersebut mengenai dampak diadakannya Car Free Day pada penghasilan mereka.

“Program Car Free Day ini sangat membantu masyarakat terutama pedagang kecil seperti saya. Karena setiap adanya Car Free Day ini pendapatan saya bisa lebih banyak dari pada hari biasanya.” ucap salah satu pedagang UMKM yang saya wawancara dan tidak berkenan untuk disebut identitasnya.

UMKM sendiri berpengaruh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan daerah. Di sisi lain UMKM juga sangat berpengaruh pada terciptanya peluang kerja. Para pedagang UMKM disini juga suudah memiliki surat izin untuk berjualan di daerah sana. Mereka hanya dipungut biaya kebersihan Rp.1.000/hari. Khusus hari minggu, saat ada acara Car Free Day mereka hanya dikenakan iuran sebesar Rp.6.000/minggu untuk kas dan Rp.4.000/minggu sebagai pajak.

Menurut pendapat saya dan teman-teman kesesuaian antara iuran yang diminta dengan penghasilan ini sudah sangat sesuai. Karena iuran ini sudah sangat murah dibandingkan daerah lainnya, keuntungan yang didapatkanya juga lumayan besar.

Saya mengharapkan, acara Car Free Day ini bisa menjadi awal yang baik bagi pengenalan produk-produk UMKM. Dimulai dari target pasarnya adalah penduduk lokal, pedagang UMKM bisa meningkatkan mutu produknya dari hasil penilaian pelanggan, Ketika di rasa telah sesuai bisa diajukan ke pemerintah dan pemerintah juga memfasilitasi produk-produk ini agar bisa dijual di luar negeri sebagai produk khas dari negara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline