Lihat ke Halaman Asli

safitri nur

UIN WALISONGO SEMARANG

Kendala Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

Diperbarui: 17 November 2021   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini dunia sedang diresahkan dengan penyebaran wabah Corona Virus Disease (COVID-19). Seluruh dunia sedang disibukkan dengan berbagai upaya untuk pencegahan COVID-19. Kehidupan manusia di semua bidang kehidupan terganggu, begitupun bidang pendidikan. Sekolah diberbagai negara yang awalnya dilakukan secara tatap muka sekarang berubah dilakukan menjadi secara online, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Seluruh negara yang yang ada di bumi termasuk Indonesia harus mengambil keputusan untuk menutup sekolah untuk mengurangi persebaran virus COVID-19 ini. Pemerintah saat ini menggerakkan untuk mengubah sistem pembelajaran secara daring yang dapat dilakukan dirumah masingmasing peserta didik. Situasi ini tentunya akan berdampak pada kondisi fisik maupun mental dari peserta didik. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa tugas yang diberikan oleh guru sangat banyak padahal pemberian tugas sama saja dengan pemberian tugas ketika pembelajaran tatap muka. Keadaan yang seperti ini menuntut guru dan peserta didik menggunakan platform yang ada untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara daring. Perbedaan kemampuan diantara masing-masing peserta didik tentunya menimbulkan perbedaan keadaan peserta didik dalam melakukan pembelajaran secara daring ini. Keadaan yang berubah secara tiba-tiba, gurupun tidak semuanya paham dalam menggunkan platform-platform onlineyang dapat menujang kegiatan pembelajaran secara daring. Sehingga guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu dengan memberikan tugas-tugas kepada peserta didik

Mungkin ada beberapa kendala yang di hadapi bagi para murid menghadapi pembelajaran Daring ini

 (1) Lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis. Seperti bagi para siswa yang murid yang rumah nya masih di pelosok"

(2) Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan.

 (3) Pembelajaran dominan belum interaktif,

(4) Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau,

 (5) Pembelajarannya cenderung tugas online,

(6) Tugas diberikan para murid menumpuk. Kedala lain,

 (7) Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis, dan

(8) Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.

Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline