Lihat ke Halaman Asli

Kisah Pelajar Yatim

Diperbarui: 3 Juli 2024   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rima adalah anak seorang penjual lotek, tahu uleg dan rujak.  Nama Ibu Rima adalah Bu Minah. Bu Minah adalah seorang janda ber anak satu. Suaminya telah meninggal di saat Rima masih berumur 6 Tahun.Setiap sebelum shubuh Rima membantu orang tuanya merebus kangkung, daun pepaya, daun ubi singkong, daun kacang panjang, tahu, dan, lontong.

Beberapa saat kemudian  terdengarlah adzan shubuh sehingga Rima dan ibunya bergantian salat shubuh.Rima mandi dan sarapan bersama ibu.Rima tidak membawa uang saku dia membawa bekal untuk jam istirahat sekolah.


"Assalamualaikum ibu,Rima sekolah dulu. Ucap Rima
"Waalaikumsalam nak! hati-hati dijalan." Jawab Ibu Rima
"Baik bu."Kata Rima
Rima bersepeda ke Sekolah Dasar Pelita Harapan. Sesampainya di sana dia langsung masuk kelas 5. Bel terdengar di sekolah menandakan waktu pelajaran dimulai Rima,Bu guru dan kawan-kawan Rima berdoa. Setelah itu pelajaran bahasa Indonesia dimulai.Bu guru memberi pertanyaan dan Rima mampu menjawab pertanyaan tersebut.Rima mendapat nilai 100.
               Sepulang sekolah Rima salat dzuhur dan belajar dengan semangat. Setelah belajar selesai Rima Ke halaman rumah tempat ibunya berjualan lotek,tahu uleg,dan rujak.Dia membantu ibunya mencuci piring pelanggan. Rima kembali ke kamar dan merindukan sosok ayahnya. Dia hanya bisa melihat foto saat dirinya kecil berpelukan dengan ayah. Dia menangis karena sangat rindu dengan ayah dan ingin seperti teman yang lain mempunyai ayah, diantar ke sekolah dengan ayah, liburan bersama ayah dan ibu. Rima menangis karena dia yatim. Ibu Rima masuk rumah dan melewati kamar Rima melihat Rima nangis sesenggukan.
"Kenapa Rima?"Tanya Ibu Rima
"Rindu ayah ibu."Jawab Rima sambil sesenggukan menangis.
"Sayang,jangan menangis lagi,jika memang rindu mari kita ziarah."
"Tapi aku ingin ayah hidup Bu."Ucapnya sedih
Hati Ibu Rima sedih mendengar itu.
"La Tahzan innallahhama'ana janganlah bersedih sesungguhnya Allah bersama kita Rima.Ayah sangat sayang Rima,Rima jangan bersedih lagi apabila benar merindukan ayah doakan ayah Rima agar ayah,Rima,dan ibu berkumpul bersama disurganya nanti."Ucap Ibu dengan penuh kasih sayang
"Baik bu,semoga ayah tenang di sana dan kita dapat berkumpul bersama."Ucap Rima
              Kini Rima tidak sedih lagi walaupun rindu ayahnya. Dia semakin rajin mendoakan ayahnya agar tenang di sana dan berkumpul disurga bersama keluarganya jika sudah waktunya.Rima bersyukur masih memiliki ibu yang perhatian.Dia berfikir masih bersyukur dibanding anak yang yatim piatu.Dia berjanji dalam diri sendiri akan membahagiakan ibunya dan patuh kepadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline