Lihat ke Halaman Asli

Safitri Lestari

Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Puisi | Di Tengah Keheningan Batinku Menyapa

Diperbarui: 7 September 2019   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash. Com

Untuk apa aku harus memperjuangkanmu?

padahal kau enggan sedikitpun menoleh padaku
Ah sudahlah
Untuk apa aku harus sebodoh ini hanya berharap perihal dirimu
Berharap senyum tipismu

Tatapan binar matamu
Atau ku harap sapaanmu
Hah
Sepertinya itu mustahil

Pasti hanyalah khayalan nihil
Nyatanya kita berjarak ratusan mil
Yang tak mungkin saling memanggil
Ku lihat dirimu

Tertawa lepas dengan bahagia
Memadu padakan jengah ditengah belantara
Yang sedang ku rasa
Sadar!!

"Untuk apa kau berharap dia?"
"Untuk apa kau masih menaruh rasa peduli, saat ia hanya mengacuhkan tanpa mengerti"

Lamunanku tersadar
Saat wanita berkerudung panjang itu disampingmu
Sangat dekat denganmu

Ya, Hal itu sangatlah menamparku
Ratusan jarum menusuk miliyaran sel otakku
Cukup puas kau lihat aku yang jengah menantimu
Merobek ratusan sel kulit menembus darah nadiku

Silakan kau nanti
Sebab karma sedang berproses pada hatimu yang mati
Selamat menanti hari
Sebab aku takkan peduli lagi

- Safitri Lestari -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline