Lihat ke Halaman Asli

Safitri Lestari

Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Jayalah Negeriku hingga Akhir Waktu

Diperbarui: 18 Agustus 2019   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash. Com

  1. Teruntuk tanah kelahiranku
    Jiwa jiwa pengisi tlah bersiteru
    Mengokohkan semarak jiwa nan syahdu
    Ukiran kisah telah menjadi satu

    Berpangku tangan serta mengikrarkan gelora Indonesiaku
    Sudahkah merdeka negeriku?  
    Mengapa banyak saudaraku menengadah tangan pertanda tak mampu?
    Mengapa masih tersisa penderitaan pada klise kehidupan saudaraku?  
    Akahkah kau tahu,  
    Bahwa mereka pun ingin selayaknya negeriku

    Menikmati canggihnya teknologi masa kini
    Hingga lupa akan waktu untuk bersosialisasi
    Sebab kurangnya rasa peduli
    Mendewakan gengsi
    Hanya untuk eksistensi diri
    Diakui
    Dan memoneterisasi bahwa diri yang paling berarti

    Sudahlah wahai jiwa pribumi
    Sadarkah engkau bahwa pendekar pertiwi tak mudah memperjuangkan kemerdekaan ini?

    Luka dan sayatan perih hingga melukai diri
    Derita setiap hari, Ia rasakan sampai kepelupuk hati
    Lantas inikah sadarmu
    Bersikap tak acuh dan lanjutkan gunakan gawaimu
    Tanpa menyadari seperti apakah Indonesia kelak nanti?  

    Wahai hati semoga kau menyadari,  
    Selamat berdikari Negeri Pertiwi

    - Safitri Lestari -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline