Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Hujan

Diperbarui: 6 Februari 2019   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Mypic.doc

Sore itu awan terlihat gelap
suara gemuruh ombak semakin teriak
burung-burung terbang rendah menuju pepohonan
gemericik air hujan mulai berjatuhan
wajah-wajah penuh kegelisahan berlarian mencari lindungan
cerita senja yang terlarut dalam hujan dan gelap
menatap bersama kesedihan yang menyelindap

Hari semakin larut dan gelap
hujan masih saja mengguyur tanpa rehat
hehunian mulai nekad menabrak guyuran
membasuh hingga sekujur tubuh menjadi kuyup
kendaraan berlalu lalang melindas setiap genangan
tanpa peka akan percikan yang melempar hunian jalan
malam yang berselimut dingin dan pekat
bersemayam bersama kesepian yang mengendap

Jarum jam tertuju pada angka dua belas
hujan mulai meredakan alunan gemericiknya
suara bising semakin samar kemudian menghilang
berganti sunyi dan langit yang makin hitam
roda yang berlalu-lalang perlahan berkurang
suara burung hantu menyaut-nyaut diatas rindang
kucing mengeong seperti kelaparan
tengah malam yang pekat dan kelam
melarut bersama emosi yang mendendam

Bersama hujan dan malam
setitik air membaur dalam tiap-tiap dentuman
mengendap bathin hingga meluap menjadi genangan
membisu dalam kosong dan kesunyian
cerita yang bersembunyi dibalik hujan
merenung dalam hening dan kehampaan
hingga malam membawa tiap bait kepiluan
mengalir bersama buliran hujan

SA, 6 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline