Lihat ke Halaman Asli

SfrNA19

Siswa/penulis terbaik cipta puisi

Puisi: Diam

Diperbarui: 13 Januari 2023   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diamku adalah takut
Diamnya adalah pengecut
Matanya tajam nan indah
Menunduk melihat buku petuah

Diamku adalah sedih
Diamnya adalah benci
Rinduku tertahan sangatlah pedih
Sulit menjadi sesama pembenci

Diamku menjadi trauma
Diamnya menjadi cacian
Cintaku tak ia hiraukan
Hanya caci yang ku terima

Suka bukan berarti cinta
Cinta bukan berarti sayang
Setia tak mudah untuk menjadi nyata
Bermesra hanya sekedar bersenang-senang

Do'a selalu terpanjat kepadanya
Berharap hatinya terbuka
Menerimaku nanti kepadanya
Pada saat waktu yang tepat bertatap muka

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline