Anak usia balita kerap meakukan berbagai hal yang dalam pandangan orang dewasa sifatnya negative. Seperti berteriak, mencoret coret tembok, memporak porandakan seisi rumah atau bahkan memanjat ke berbagai tempat tinggi yang berbahaya.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebaikya bunda tidak menggunakan kata "jangan". Sebab menurut berbegai penelitian, penggunaan kata jangan yang terlalu sering dapat berdampak negative bagi balita dan membuat balita tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri sekaligus takut untuk bereksplorasi.
Kritik akan menjadi pengalaman belajar yang efektif bila disampaikan dengan cara yang tepat pada anak, adapun berikut cara-cara penyampaian kritik yg baik untuk anak :
1. sampaikan spesifik kesalahannya, bukan pada pribadinya
"mainanmu berantakan, nak" bukan "males banget sih kamu"
2. dengarkan dan terima pesan anak
"setelah kecapekan bermain, berat ya harus merapikan maianan"
3. gunakan "seandaian...." Atau "ibu berharap...."
Untuk menunjukan efek positif pada anak sebagai contoh "seandainya kamu merpikan mainanmu sehabis main, pasti lebih gampang mencarinya pas mau pakai lagi"
4. Fokus pada perilaku dan situasi yang dapat diubah, bukan kesalahan.
Sebagai contoh "kita bisa cari dan pakai kotak bekas untuk menyimpan legomu" bukan "kamu selalu menghilangkan banyak legomu"