Lihat ke Halaman Asli

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Metode Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Diperbarui: 15 September 2023   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen milik pribadi

Peserta didik merupakan individu yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh peserta didik yang berada dalam fase perkembangan masa remaja adalah memiliki keterampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaiakan diri dengan kehidupannya sehari-hari. Keterampilan sosial pada peserta diidk dapat dilihat dalam mereka melakukan interaksi, baik dalam hal bertingkah laku maupun dalam hal berkomunikasi dengan orang lain, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi kehidupannya baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Keterampilan sosial dapat dikembangkan oleh individu melalui pendidikan formal disekolah. 

Di sekolah terdapat layanan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam proses penyelesaikan permasalahan sosial yaitu bimbingan dan konseling. Di antara layanan bimbingan dan konseling yang ada, penulis memilih salah satu layanan, yaitu layanan bimbingan klasikal. 

Pelaksanaan bimbingan klasikal dapat dilakukan menggunakan metode yang beragam salah satunya Teams Games Tournament (TGT). Alasan menggunakan model team games tournament adalah hal ini dikarenakan guru bimbingan dan konseling biasanya hanya menggunakan teknik diskusi biasa. Agar kegiatan layanan bimbingan klasikal lebih efektif dan tidak terlalu monoton maka bimbingan klasikal dengan model cooperative learning tipe teams games tournament bisa digunakan sebagai model pembelajaran yang mudah diterapkan.

Sebelum memberikan layanan, penulis melakukan asesmen terlebih dahulu menggunakan angket keteampilan sosial untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial peserta didik. Selain itu penulis juga melakukan asesmen diagnostic non kognitif untuk mengetahui suasa hati peserta didik, pembelajaran seperti apa yang mereka sukai, apakah secara individu atau kelompok, gaya belajarnya seperti apa, dll.

Proses yang dilakukan dalam layanan klasikal menggunakan metode TGT yaitu penulis memberikan materi pengantar terlebih dahulu kepada peserta didik. Setelah memaparkan materi, kelas dibagi menjadi 5-6 kelompok untuk mempelajari lebih dalam tentang materi melalui LKPD. Selanjutnya yaitu melakukan games dan tournament antar kelompok dalam kelas. 

Dalam tournament ini penulis menggunakan media "kahoot". Penggunaan kahoot ini dimaksudkan agar proses pemantauan tournament lebih efisien, karena dalam TGT ini yang dinilai adalah kecepatan dan ketepatan peserta didik dalam menjawab kuis-kuis yang ada. Setelah selesai melakukan tournament, penulis melakukan rekognisi tim, dimana penulis meminta peserta didik untuk menyampaikan bagaimana strategi yang digunakan pada saat tournament. Selain itu tim mendapat skor tertinggi mendapatkan penghargaan dan tim yang mendapatkan skor terendah mendapatkan hukuman sesuai dengan kesepatakat sebelum layanan dimulai.

Setelah semua proses TGT selesai, diakhir layanan penulis melakukan refleksi dan juga evaluasi. Pada hasil refleksi dan evaluasi menunjukkan bahwa peserta didik merasa senang dan antusias menggunakan metode TGT dalam layanan yang diberikan. Pemahaman yang didapatkan tentang materi yang disampaikanpun dapat dipahami dengan baik. Berdasarkan angket keterampilan sosial yang diberikan setelah layanan juga menunjukkan adanya peningkatan keterampilan sosial peserta didik setelah megikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan metode TGT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline