Penulis: Safira Meisa Dewi dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Mahasiswa PBSI FKIP UNS & Dosen PBSI FKIP UNS
Menjalin komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya menjadi aktivitas yang kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang dalam berkomunikasi tujuan yang ingin kita sampaikan tidak dapat diterima oleh lawan tutur kita sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karenanya, dengan belajar pragmatik berikut ini kita akan mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga tujuan tuturan dapat tercapai.
Pragmatik merupakan salah satu cabang dari ilmu bahasa (linguistik). Dalam linguistik umum, terdapat linguistik struktural dan linguistik fungsional. Linguistik struktural berkaitan dengan diadik, yaitu bentuk dan fungsi, sedangkan pada linguistik fungsional berkaitan dengan triadik, yaitu bentuk, fungsi, dan konteks. Pragmatik sendiri akan berbicara mengenai bentuk, fungsi, dan konteks.
Dengan begitu, apa yang dimaksud dengan pragmatik? Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari suatu makna yang diujarkan oleh penutur. Dapat dikatakan, memahami maksud ujaran seseorang ketika sedang berkomunikasi dengan memperhatikan kondisi atau situasi ujaran dengan baik dan benar.
Adapun strategi komunikasi pragmatik yang perlu diperhatikan, yaitu (1) siapa penutur dan lawan tuturnya; (2) apa tujuan tuturannya; (3) bagaimana konteks tuturannya; (4) sarana tuturnya; dan (5) mematuhi prinsip kerja sama antara penutur dan lawan tutur (memiliki latar belakang pengetahuan yang sama).
Perhatikan contoh berikut ini:
- "Berdasarkan riwayat kerja Anda selama satu tahun, kami harus memberhentikan Anda dari perusahaan kami."
Dari kalimat yang diujarkan tersebut bermakna "memecat". Alasan penutur menggunakan kata "memberhentikan" adalah agar ujaran yang dituturkan dirasa lebih sopan sehingga tidak terlalu menyakiti perasaan lawan tutur.
Sulis: "Selamat Pagi Kak Ajeng! Bagaimana kabarnya hari ini?"
Ajeng: "Pagi Sulis. Alhamdulillah sehat. Ada apa ya pagi-pagi datang ke kos saya?"