Lihat ke Halaman Asli

Korupsi yang Usang Namun Mengikuti Arus Zaman

Diperbarui: 16 Desember 2018   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa itu korupsi? Tentu sudah tidak asing lagi, bukan? Bila kita mendengar kata itu, pasti sangat erat kaitannya dengan yang namanya 'politik' dan 'pemerintahan'. 

Mengapa demikian? Karena korupsi sendiri dominan terjadi akibat keagresifan manusia dalam hal perebutan kekuasaan, pangkat, dan semacamnya. Mengapa budaya kotor ini masih ada sejak saat ini? 

Apa rakyat lain tidak memprotesnya? Apa mereka menerima? Sehingga kasus itu masih meraja lela hingga detik ini. Dalam praktik seperti ini, bagaimana rakyat lain, terutama rakyat kecil bisa berapresiasi, sedangkan mereka hanya korban yang tak mampu menyuarakan tangisnya, suara mereka hanya berhenti sampai tenggorokan, sampai pita suara habispun, suara mereka tetap tak akan didengar. 

Mereka yang jadi korban, mereka juga yang akan menerima hukuman jika tidak mematuhi pemerintah. Licik sekali, bukan?

Dalam hal ini, kita sebagai mahasiswa/i, pemuda/i, pengamat politik atau sebagainya, memang seharusnya dapat menjadi subjek yang mampu dengan tegas mencegah, mengurangi, bahkan memberantas kasus korupsi ini. Namun apa dikata? Kasus ini sudah berkeliaran diseluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia. Sudah separo negeri ini terindikasi kasus ini. 

Kasus ini sudah sangat lama mengakar dibumi pertiwi, bahkan mulai dari sebelum kemerdekaan, hingga setelah kemerdekaan, mungkin sudah satu abad lamanya, mulai dari era orde lama, orde baru, hingga era reformasi, tetap saja ada yang mempraktikkannya, sungguh merasa kurang mereka para politikus apabila tidak melakukan korupsi ini, mereka akan merasa amat rugi, karena tidak bisa mengembalikan modal pencalonannya. 

Namun jangan salah juga, dalam dunia ini, bahkan tidak hanya dalam bidang politik pemerintahan saja, praktik korupsi bisa saja terjadi dalam motif yang lain, dimanapun ada jalan dan kesempatan, pasti korupsi bisa saja terrealisasi, seperti korupsi kepala sekolah, anak kepada orang tuanya, bahkan guru kepada muridnya, ada saja caranya, dan semuanya berdampak negatif dan merugikan.

Untuk itu, cara yang efektif untuk penanggulangan korupsi adalah memulainya sejak dini, yakni dengan cara didik yang dapat membentuk karakter dan kepribadian seseorang dalam berbangsa yang baik. Keberhasilan dari penegakan atau pemberantasan korupsi tidak hanya bergantung dari faktor hukum saja, namun juga pada tindakan preventifnya. 

Cara KPK berhasil menangkap sang koruptor memang dapat dinyatakan berhasil, namun alangkah lebih baik lagi jika kita menanamkan pada generasi muda, pendidikan karakter yang membentuk pola pikir anti korupsi. Sehingga mereka sudah memiliki bekal yang cukup baik agar tidak melakukan tindak kriminal tersebut. 

Maka dari itu, penting sekali diadakannya mata pelajaran khusus yang bernama 'Pendidikan Anti Korupsi', bagi tiap-tiap sekolah, hingga perguruan tinggi. Cara in bagus sekali dalam pencegahan kasus korups bagi generasi selanjutnya, dalam bidang ini, akan dijelaskan hukuman-hukuman hingga dampak yang disebabkan oleh kasus korupsi, serta berbagai ganjaran yang akan mereka terima sebagai koruptor. 

Tidak hanya itu, bahkan dalam kacamata Islam pun, yang namanya korupsi dihukumi haram, dalam setiap sisinya, tidak ada yang namanya korupsi yang diperbolehkan atau dihalalkan, semuanya haram, karena sifatnya yang sangat merugikan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline