Pada era globalisasi ini, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan menjadi salah satu aspek yang sangat mencolok, terutama di kalangan generasi Z. Generasi ini, yang umumnya lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Tumbuh dan berkembang di tengah arus informasi digital dan kemajuan teknologi. Namun, terdapat fenomena menarik yang perlu diperhatikan, yaitu ketidaktahuan Generasi Z terhadap eksistensi sayur gambas atau yang kerap disapa dengan sayur oyong.
Tanaman Gambas (Luffa acutangula L.) merupakan jenis tanaman sayuran buah yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (suku labu- labuan) (Rydb, 2019). Tanaman yang dikenal dengan sebutan oyong ini berasal dari negara India yang kemudian banyak tersebar di Asia Tenggara, sayuran ini juga menjadi salah satu menu dalam masakan tradisional Indonesia yang mungkin tidak lagi menjadi bagian integral dari pola makan generasi Z. Seiring dengan globalisasi dan pengaruh budaya asing yang merajalela, makanan cepat saji yang lebih praktis seringkali menjadi pilihan utama bagi generasi Z yang hidup dalam kecepatan informasi dan kepraktisan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner sebanyak 54.5% responden yang rata-rata berusia 19 tahun menyatakan ketidaktertarikan mereka untuk mengonsumsi sayur gambas. Mayoritas dari mereka setuju bahwa faktor lingkungan mempengaruhi seperti sulitnya menemukan sayur tersebut hingga kurangnya pengetahuan terkait cara mengolah sayuran gambas dengan benar. Namun, walaupun kurang popular sayuran berwarna hijau dan lonjong ini memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh.
- Membantu mengatasi asam urat Sayuran oyong kaya akan kandungan karbohidrat, vitamin B1, kalsium, zat besi, fosdor, dan vitamin c. Kandungan-kandungan tersebut mampu mengatasi peradangan.
- Membantu menurunkan berat badan Sayuran oyong memiliki kesamaan dengan mentimun. Kedua sayuran ini sama-sama memiliki kadar air yang cukup tinggi dan tinggi serat serta rendah lemak jenuh. Akibatnya, dengan mengonsumsi sayur gambas maka tubuh akan mampu merasakan kenyang lebih lama.
- Membantu membasmi mikroba Para ahli setuju sayur oyong yang sudah diubah bentuk bubuk mengandung methanol dan etil asetat yang dipercaya mampu melawan berbagai macam bakteri seperti E. Coli.
- Memiliki sifat antiradang Para ahli sepakat bahwa biji oyong yang telah melalui rangkaian proses ekstrak dapat meredakan rasa nyeri yang disebabkan oleh penyakit peradangan. Penelitian menunjukkan sifat antiradang yang dimiliki oleh sayur oyong berasal dari kandungan flavonoid dan asam fenolik yang terkandung di dalam biji.
Penting untuk memahami bahwa kurangnya minat generasi Z terhadap sayur gambas atau oyong tidak hanya mencerminkan perubahan selera makanan, tetapi juga mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai budaya dan pola hidup. Globalisasi membawa masukan dari berbagai budaya yang dapat memengaruhi pola makan, namun pada saat yang sama, tradisi dan kearifan lokal dapat terabaikan. Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan menaikkan minat sayur oyong terhadap Generasi Z, yaitu Memanfaatkan media sosial. Generasi Z merupakan generasi yang aktif dalam menggunakan media sosial, pemanfaatan media sosial yang maksimal mampu menjadi solusi untuk memperkenalkan sayuran oyong. Tak hanya itu, promosi berperan penting untuk mempertimbangkan bagaimana sosial media dan lingkungan dapat memainkan peran penting dalam membangun ketertarikan generasi Z terhadap sayuran-sayuran tradisional ini. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan makanan generasi Z, kita dapat menciptakan strategi yang lebih efektif untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan mendorong mereka untuk menghargai keanekaragaman kuliner dari budaya mereka sendiri.
Sumber : Universitas Medan Area. (2022). Manfaat Sayur Gambas untuk Kesehatan. Pusat Jurnal Ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H