Lihat ke Halaman Asli

Safira Dwi Wulansari

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Bahasa Menjadi Keberhasilan Komunikasi

Diperbarui: 20 Desember 2022   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa dalam kegiatan sehari-hari adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, karena hampir dari setiap aktivitas yang kita lakukan penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat utama. Tidak ada bahasa dalam berkomunikasi maka akan terasa "Buta". Dalam artian seseorang yang menjadi spesial atau seseorang yang berkebutuhan khusus pun punya cara sendiri dalam menggunakan bahasa mereka seperti mereka menggunakan bahasa isyarat, yang tentu saja itu adalah alat keberhasilan dari komunikasi mereka. Namun bahasa ada banyak bentuknya bisa dengan verbal maupun non verbal seperti dengan berupa 'berdehem' di mana menggambarkan situasi sedang marah atau serius namun tidak bisa mengeluarkan kata-kata, atau bahkan hanya dengan menunjukkan mimik muka pun termasuk dalam bahasa seperti ingin menyampaikan apa yang sedang terjadi dengan menampilkan gestur dan perubahan dari mimik muka. Untuk itu peran Bahasa adalah penting.  

Saya sebagai orang perantau yang jauh dari kampung halaman dengan tugas untuk menjadi mahasiswa cukup susah dalam melakukan komunikasi di beberapa situasi. Merantau dari pulau Kalimantan ke pulau Jawa tentu saja terdapat perbedaan bahasa dengan masyarakat sekitar di daerah pulau Jawa khususnya Malang. Di mana hidup di Kalimantan terbiasa memakai bahasa daerah beserta khas logatnya, dengan logat yang tercampur dengan logat daerah Sulawesi Selatan yaitu Bugis. Sehingga di beberapa situasi sering mengucapkan kata-kata yang agak aneh didengar oleh orang-orang sekitar. Contohnya adalah pengucapan kata 'Minum tidak jarang saya akan menambahkan 'Ng' di akhir pelafalan menjadi 'Minung' karena itu adalah aksen yang terbawa dari kampung halaman. 

Bahasa yang ada tidak terlalu menjadi hambatan dalam berkomunikasi jika terdapat unsur saling mengerti dari pihak satu dengan pihak lainnya. Karena perbedaan bahasa juga bisa menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan akan beragamnya budaya satu sama lain, yang dimana tentu saja harus saling memberi tahu akan makna dan arti dari kosakata bahasa tersebut maka akan terjalin lah komunikasi tersebut. Misalnya di daerah pulau Jawa terdapat jenis Jawa 'halus' di mana biasanya penggunaan bahasa Jawa 'halus' ini dipakai ketika melakukan komunikasi dengan para sesepuh atau yang dituakan. Dengan orang yang tidak berasal dari daerah Tanah Jawa tentu saja ada sedikit kendala dalam melakukan komunikasi, karena biasanya para sesepuh kurang lancar menggunakan bahasa Indonesia. Untuk itu peran teman yang berasal dari Tanah Jawa sangat penting. Dengan adanya mereka akan sedikit membantu dalam kegiatan berkomunikasi namun jika sedang sendiri dalam melakukan komunikasi dengan sesepuh adalah dengan bahasa isyarat agar memudahkan dalam berkomunikasi itu. Seperti contohnya yaitu ketika ingin berkomunikasi dengan orang yang dituakan seharusnya menggunakan bahasa yang sopan, dengan contoh kata 'Dahar' diucapkan oleh anak-anak muda kepada orang yang lebih tua, atau yang dituakan sedangkan untuk sepantarannya bisa menggunakan kata 'Mangan' atau 'Maem' yang berarti kan dalam bahasa Indonesia yaitu 'Makan'. Untuk itu peranan bahasa dalam berkomunikasi tidak bisa terlepas jika ingin melakukan suatu kegiatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline