Lihat ke Halaman Asli

Safinatun Najah

Pemburu barokah

Perempuan Karier dalam Perspektif Islam

Diperbarui: 26 Juni 2024   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis akan membahas terkait "perspektif islam terkait perempuan karir", dimana akan dibahas terkait kedudukan perempuan serta pandangan islam terkait perempuan karir yang booming diera modern saat ini.

Banyak kalangan kita yang beranggapan bahwa perempuan karir adaah mereka yang berkecimpung diruang publik dengan rutinitas yang runtut dari pagi sampai sore, bahkan ada yang sampai malam. Perempuan dengan pakaian dinas yang sibuk dalam beberapa agenda yang penampilannya selalu rapi karena tuntutan kantor serta yang paling penting adalah mereka yang bisa menghasilkan uang sendiri dan masih banyak lagi terkait karakteristik yang dianggap sebagai perempuan karir. Mungkin jika masih belum mengenyam bahtera rumah tangga hal ini sangatlah bagus karena dianggap sebagai perempuan yang mandiri tanpa menyusahkan orang lain, namun problematika yang sering kita dengar yakni dimana ketika perempuan yang sudah bersuami dan masih berkarir diruang publik itulah hal yang tabu karena dianggap tidak bisa mengurusi keluarga.

Mungkin disini akan timbul pertanyaan kenapa wanita yang harus jadi sasaran untuk isu semacam ini, sedangkan laki-laki bebas melakukan apapun sekalipun sudah menikah? Dapat kita lihat bahwa disini seperti ada tabir tak kasat mata yang membatasi aktivitas dari seorang perempuan. Seolah-olah perempuan memang wajib menjadi ikon penting dalam pekerjaan domestik dan ruang publik hanya menjadi aktivitas sampingan. Jika melihat dari prespektif demikian tentu pandangan kita, perempuan tak lebih hanyalah pelaku domestik dalam sebuah kehidpan. Padahal jika ditelisik lebih lanjut perempuan karir tidak hanya mereka yang dapat menghasilkan uang sendiri ataupun mereka yang bekerja diruang publik, namun mereka yang berkecimpung diranah domestik dapat dikatakan sebagai wanita karir dalam perspektif islam. Seorang perempuan yang melayani suami, anak dan orang tua serta melakukan pekerjaan domestik dengan ikhlas itu adalah salah satu perempuan karir yang tentu gajinya melebihi gaji di dunia.

Sejak zaman dimana rasulullah menyebarkan syariat islam, banyak dari kalangan perempuan yang sudah berkecimpung diruang publik dan tidak hanya diwilayah domestik saja. Intelektualitas dari seorang wanita sudah dapat dilihat dari isteri-isteri nabi dan para sahabat. Sebagaimana Khadijah binti Khuwailid yang merupakan salah satu pengusaha sukses pada masanya, Zainab binti Jahsy ra yang bekerja sebagai industri rumahan, Asma' binti Abu Bakr ra sebagai pemanggul kurma serta Aisyah binti Abu Bakr ra sebagai salah satu perawi hadis yang berpengaruh.

Dari sekian ummahatul mukminin yang disebutkan diatas masih banyak lagi yang belum disebutkan oleh penulis, namun hal ini sudah membuktikan bahwa perempuan itu tidak hanya berada diwilayah domestik namun juga bisa berbaur dengan wilayah publik sebagaimana laki-laki dan tidak ada nas yang melarang akan hal itu. Meskipun masih banyak diera saat ini perempuan masih termarginalkan dan anggapan bahwa adam yang lebih superior dari hawa sehingga ruang publik dihandle oleh kaum adam. Sebagai seorang perempuan kita harus berusaha mendobrak stereotip yang masih mengakar dikalangan masyarakat terkait keharusan perempuan dalam ranah domestik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline