Lihat ke Halaman Asli

Legenda Codet

Diperbarui: 16 Februari 2016   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada suatu hari, hiduplah seorang pangeran bernama Pangeran Geger. Masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan nama Pangeran Codet karena bekas luka (codet) di dahinya. Ia memiliki seorang istri yang cantik dan lima orang putri yang tidak kalah cantiknya. Di antara mereka semua, Maemunah adalah yang tercantik.

Pangeran Codet adalah pangeran yang terkenal kaya-raya pada abad ke-18. Ia menguasai sebuah daerah di Kramat Jati, Jakarta Timur. Karena nama penguasanya, sekarang daerah tersebut terkenal dengan nama Codet.

Suatu ketika, datanglah seorang pemuda tampan dan gagah berani bernama Astawana yang hendak melamar Maemunah. Astawanah berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, tapi sudah lama menetap di Betawi, tepatnya di sebelah timur Codet. Astawana terkenal memiliki kesaktian yang tinggi dan baik hati.

“Assalamualaikum!” Ucap si Tampan namun tidak ada yang menjawab. Barulah pada salam ketiga, suara perempuan menyaut, menjawab salamnya.

“Waalaikumsalam!” Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang wanita dengan paras cantik menawan, yang tidak lain adalah Maemunah. Lalu, Maemunah menyuruh Astawana untuk dudukdi teras sementara ia pergi memanggil kedua orang tuanya.

“Ada apa gerangan datang ke mari, Anak Muda?” Tanya Pangeran Codet saat ia keluar menemui Astawana. “Dan, bolehkan saya mengetahui siapa nama gerangan?”

“S-saya Astawana, Pangeran. Saya bermaksud untuk melamar putri anda yang tidak lain adalah Maemunah,” Jawabnya menjelaskan.

“Astawana? Bukankah kau pemuda yang sangat sakti itu?” Tanya istri Pangeran Codet.

“I-iya, saya Astawana.” Jawab Astawana terbata-bata. Meskipun dengan kesaktiannya yang sangat diagung-agungkan masyarakat sekitar, Astawana adalah pemuda yang sangat rendah hati.

“Wah,hebat kalau begitu!” Balas Pangeran Codet dengan girangnya, “Wahai Putriku! Ke marilah!” Panggilnya.

“Ada apa, Be?” Jawab Maemunah kepada ayahnya dengan panggilan Babe, yang artinya ayah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline