Lihat ke Halaman Asli

Safia Safitri

Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Menghormati Hak Anak Usia Dini: Menghindari Tekanan dalam Pembelajaran Membaca dan Berhitung

Diperbarui: 13 Juni 2024   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era modern ini, tuntutan untuk menjadi unggul dalam berbagai aspek kehidupan semakin meningkat. Hal ini juga tercermin dalam dunia pendidikan, di mana banyak orang tua berharap anak-anak mereka dapat unggul dalam keterampilan membaca dan berhitung sejak usia dini. Keinginan ini didorong oleh keyakinan bahwa kemampuan akademis yang kuat sejak dini akan memberikan dasar yang lebih baik untuk kesuksesan di masa depan. Namun, harapan yang tinggi ini sering kali berbenturan dengan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini yang seharusnya mengedepankan pendekatan yang lebih santai dan menyenangkan. 

Menurut Permendikbud No. 18 Tahun 2018 tentang Layanan Pendidikan Anak Usia Dini, anak usia dini tidak seharusnya dipaksa untuk pandai membaca dan berhitung. Aturan ini menekankan pentingnya memberikan lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan usia anak, yang lebih berfokus pada aspek sosial, emosional, dan motorik. Penekanan pada pembelajaran yang bersifat memaksa dapat menyebabkan stres dan tekanan yang tidak perlu pada anak-anak, yang justru dapat menghambat perkembangan alami mereka. 

Pendidikan anak usia dini harus mencerminkan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak. Pada masa ini, anak-anak belajar melalui bermain dan interaksi sosial, bukan melalui metode pembelajaran yang formal dan kaku. Tekanan untuk cepat pandai membaca dan berhitung dapat mengabaikan aspek penting dari perkembangan holistik anak, termasuk kreativitas, rasa ingin tahu, dan kecintaan terhadap belajar. 

Memaksa anak usia dini untuk pandai membaca dan berhitung dapat membawa beberapa risiko, antara lain: 

  • Stres dan tertekan: Anak-anak yang dipaksa untuk belajar di luar kemampuan perkembangan mereka dapat mengalami stres dan tekanan yang berlebihan, yang dapat mengganggu kesejahteraan emosional mereka.
  •  Kehilangan Minat Belajar: Tekanan untuk belajar secara formal bisa membuat anak kehilangan minat alami mereka terhadap proses belajar.
  • Hambatan Perkembangan Sosial dan Emosional: Fokus yang berlebihan pada keterampilan akademis dapat mengabaikan perkembangan sosial dan emosional anak, yang juga sangat penting pada usia dini.

Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang menyenangkan dan sesuai dengan usia sangat dianjurkan. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh orang tua dan pendidik meliputi: 

  • Pembelajaran Melalui Bermain: Menggunakan permainan edukatif yang melibatkan huruf dan angka dapat membantu anak belajar membaca dan berhitung tanpa merasa tertekan.
  • Aktivitas Kreatif: Melibatkan anak dalam aktivitas kreatif seperti menggambar, menyanyi, dan bercerita dapat merangsang minat mereka dalam membaca dan berhitung
  • Interaksi Sosial: Mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya mereka dalam aktivitas kelompok dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif secara bersamaan.

whatsapp-image-2024-06-13-at-21-51-33-666b0926c925c42dc8391623.jpeg

Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan holistik anak. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi: 

  • Memahami Kebutuhan Perkembangan Anak: Orang tua dan pendidik harus memahami bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan tidak semua anak akan siap untuk belajar membaca dan berhitung pada usia yang sama.
  • Memberikan dukungan dan dorongan yang positif: Memberikan dukungan dan dorongan yang positif serta menghindari tekanan yang berlebihan akan membantu anak merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar. 
  • Menghormati Proses Belajar Anak: Menghormati proses belajar anak dengan membiarkan mereka belajar melalui eksplorasi dan bermain akan menciptakan pengelaman belajar yang lebihmenyenangkan dan efektif. 

Orang tua dan pendidik memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa proses belajar anak-anak berjalan dengan seimbang. Mereka perlu memahami dan menghormati ritme perkembangan setiap anak, memberikan dukungan yang positif, dan menciptakan suasana belajar yang menggembirakan. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya akan belajar membaca dan berhitung dengan efektif, tetapi juga akan mengembangkan rasa cinta belajar yang akan bertahan seumur hidup. 

Mengajarkan membaca dan berhitung pada anak usia dini bukan tentang pencapaian cepat, melainkan tentang menumbuhkan fondasi yang kuat dan berkelanjutan bagi perkembangan mereka di masa depan. Mari kita bersama-sama menciptakan pengalaman belajar yang positif dan berkesan bagi anak-anak kita, sesuai dengan semangat dan arahan Permendikbud No. 18 Tahun 2018.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline