Katanya Thibbun Nabawi bukan
"Made by Nabi 100%"
Pernah gak sih kalian dengar ungkapan atau pertanyaan "sebenarnya Thibbun Nabawi itu 100% dari Nabi SAW gak sih?", "Apasih itu Thibbun Nabawi?". Kita mulai dengan perkataan salah satu ulama yang terkenal di zamannya.
Imam Syafi'i pernah berkata : "Sesudah ilmu untuk membedakan sesuatu yang halal dan haram, saya tidak mengetahui ilmu yang lebih mulia ketimbang ilmu kedokteran". Di dalam perkataan tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan kita, karena jika kita tidak sehat maka kita tidak bisa melaksanakan tugas kita sebagai hamba-Nya.
Syariat yang kita kerjakan bukan ditujukan untuk menyehatkan tubuh, melainkan untuk menaati Allah SWT dan Rasul-Nya. Efek dari syariat tersebut adalah qalbu dan raga yang sehat. Berbicara tentang raga yang sehat belakang ini sering mendapat postingan video, tulisan resep atau bahkan pertanyaan tentang apa itu "Pengobatan ala Nabi atau Tibbun Nabawi".
Tahun 2008, ada buku berjudul Pilih Resep Nabi atau Resep Dokter yang ditulis oleh Sunardi, cetakan Aqwam Medika. Menurut beliau, thibbun Nabawi adalah sesuatu yang direkomendasikan Rasulullah SAW secara gamblang dan dapat dipahami secara tekstual. Akan tetapi, pandangan tersebut telah di kritisi oleh dr. Zaidul Akbar di dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar'iyah terbitan Pustaka Al Kautsar tahun 2010 (hlm. 39-46).
Sebenarnya apasih Thibbun Nabawi itu?. Mari kita kembali ke sejarah. Berikut adalah pandangan tentang Thibbun Nabawi beserta penjelasannya :
Thibbun Nabawi 100% by Nabi.
"Kedokteran Islam yang juga disebut Thibbun Nabawi atau kedokteran Nabi muncul sebagai hasil integrasi ilmu kedokteran Yunani, Persia, India, Cina, dan Mesir yang kemudian dipandu dengan Wahyu sehingga dari kesyirikan, takhayul, dan khurafat serta dipenuhi keimanan dan ketakwaan kepada Allah". Penjelasan tersebut ditulis oleh dr. Wadda' Amani Umar dalam pengantar beliau pada buku Keajaiban Thibbun Nabawi karya Aiman Abdul Fattah.
Selanjutnya, masih kata Ibnu Khaldun, "Di Cina, Arab, dan India saat itu sudah berkembang ilmu kedokteran yang saat ini dikenal dengan ilmu kedokteran tradisional (traditional medicine), tetapi dipenuhi unsur syirik dan khurafat." Artinya, metode pengobatan yang bersifat tradisional tapi tidak bertentangan dengan akidah, syari'at, dan akhlaq bisa dikategorikan sebagai Thibbun Nabawi. Penjelasan tersebut ditulis oleh dr. Zaidul Akbar pada buku Jurus Sehat Rasulullah SAW Hidup Sehat Menebar Manfaat.