Lihat ke Halaman Asli

Rumah Baca dan Wakaf Buku, Menebat Asa Pendidikan di Pelosok Sumatera Utara

Diperbarui: 19 November 2024   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangam Foto: Rumah Baca dan Wakaf buku mendapatkan penghargaan "Zakat Awards 2024" pada bidang Pendidikan dari Forum Zakat Nasional

Di pelosok Sumatera Utara, di mana akses pendidikan masih menjadi tantangan besar, sebuah program inovatif membawa secercah harapan. Program Rumah Baca dan Wakaf Buku, yang digagas oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Ulil Albab, telah berhasil menyediakan fasilitas literasi gratis bagi anak-anak. Hingga saat ini, program ini telah mendirikan 12 rumah baca di berbagai daerah dan tengah mempersiapkan pembukaan titik ke-13. 

Dengan fasilitas ini, anak-anak dapat membaca, belajar, dan memperluas wawasan mereka tanpa biaya, membuka peluang pendidikan yang setara bagi semua.

Program ini diprakarsai oleh Farhan Doli Fadhiil Siagian, alumni Program Studi Ilmu Komputer di Universitas Sumatera Utara, yang kini menjabat sebagai project manager. Farhan menyadari kebutuhan mendesak akan akses literasi, terutama bagi anak-anak yang tinggal jauh dari fasilitas pendidikan formal. 

"Kami berusaha memastikan setiap rumah baca dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi anak-anak di daerah terpencil," tutur Farhan. Melalui program ini, ia mengajak masyarakat luas untuk turut berkontribusi dengan menyumbangkan buku dan dukungan lainnya.

Di setiap rumah baca, anak-anak menemukan lebih dari sekadar koleksi buku. Relawan yang berdedikasi mendampingi mereka dalam kegiatan belajar dan mengembangkan minat baca. Tempat ini menjadi pusat interaksi yang membangun rasa ingin tahu dan mendukung perkembangan pengetahuan. Bimbingan relawan membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, di mana anak-anak bisa berani berdiskusi dan berekspresi.

Keberhasilan program ini tak lepas dari dukungan masyarakat lokal. Para pengelola rumah baca bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemerintah daerah untuk memastikan program ini diterima sebagai bagian integral dari komunitas. Kolaborasi ini penting untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan setiap rumah baca yang dibangun, sehingga visi menyediakan akses pendidikan yang merata dapat terus diwujudkan.

Rumah Baca dan Wakaf Buku tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada anak-anak, tetapi juga menginspirasi banyak pihak untuk peduli terhadap pendidikan di pelosok. Dukungan berupa donasi buku dan bantuan lainnya dari masyarakat semakin menguatkan keberlanjutan program. 

Farhan dan tim berharap bahwa semakin banyak orang tergerak untuk ikut berpartisipasi, menjadikan pendidikan inklusif bukan lagi sekadar impian, tetapi kenyataan yang menyentuh lebih banyak jiwa.

Dengan dedikasi yang nyata, program ini membuktikan bahwa langkah kecil seperti menyumbangkan buku bisa membawa perubahan besar. Rumah baca di pelosok Sumatera Utara ini adalah saksi dari perjuangan untuk membuka pintu ilmu bagi semua anak, memberi mereka harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline