Lihat ke Halaman Asli

Safa Rahmania Rangkudy

Universitas Siber Asia

Media dan Publik Menanggapi Tuduhan Transpuan Pertandingan Petinju Turki pada Olimpiade Paris 2024

Diperbarui: 3 Agustus 2024   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelaksanaan Olimpiade Paris 2024 baru-baru ini menjadi sorotan public, selain karena keseruan pertandingan berbagai cabor yang diselenggarakan. Namun juga karena beberapa kontroversi yang ada pada Olimpiade Paris 2024 ini. Salah satunya yang saat ini tengah ramai dibicarakan public adalah mengenai masalah tuduhan transpuan pada petinju wanita asal Turki yang bertanding dengan petinju wanita asal Itali pada Kamis, 1 Agustus 2024.

Dilansir dair Liputan 6, Pada 1 Agustus 2024, Angela Carini dari Italia bertanding melawan Imane Khelif dari Aljazair dalam kelas 66 kg tinju wanita. Pertandingan berlangsung singkat karena Carini mundur hanya 46 detik setelah dimulai, akibat rasa sakit hebat di hidungnya. Khelif, yang sebelumnya gagal dalam tes kelayakan gender di turnamen tahun lalu, dinyatakan sebagai pemenang, dan ini memicu tuduhan bahwa Khelif adalah seorang transpuan.

Imane Khelif menjadi sorotan bukan hanya karena kemenangannya, tetapi juga karena tuduhan bahwa ia adalah seorang transpuan. Tuduhan ini muncul karena sejarah kegagalannya dalam tes kelayakan gender, yang memicu spekulasi dan kontroversi di media dan publik.

Respon Media dan Publik

Media menanggapi tuduhan ini dengan berbagai sudut pandang. Beberapa media melaporkan secara netral, sementara yang lain tampak menggiring opini publik. Contohnya, penulis terkenal J.K. Rowling mengkritik keras IOC (Komite Olimpiade Internasional) atas keputusan mereka yang mengizinkan Khelif bertanding. Di sisi lain, beberapa media dari Aljazair membela Khelif, menekankan bahwa ia adalah wanita menurut paspor dan telah lulus semua aturan kelayakan kompetisi.

Reaksi publik di media sosial juga sangat beragam. Banyak yang menuduh Khelif sebagai transpuan dan merasa empati kepada Carini, menganggap situasi tersebut tidak adil. Ada pula yang menunggu konfirmasi resmi dari pihak penyelenggara sebelum membuat kesimpulan. Setelah konfirmasi dari pihak terkait bahwa Khelif bukan transpuan, melainkan wanita yang memiliki kelebihan testosteron, beberapa orang yang awalnya skeptis pun membantu membantah tuduhan tersebut.

Dampak Isu Gender di Media Sosial

Isu ini berdampak besar pada persepsi publik tentang gender dalam olahraga. Banyak yang merasa bahwa aturan mengenai kelayakan gender perlu diperjelas dan diperketat untuk menghindari kontroversi serupa di masa depan. Di sisi lain, tuduhan yang tidak berdasar dapat merusak reputasi dan karier atlet yang bersangkutan.

Pertandingan tinju antara Angela Carini dan Imane Khelif di Olimpiade Paris 2024 memicu perdebatan tentang isu gender. Reaksi media dan publik sangat beragam, menunjukkan betapa sensitifnya topik ini. Kejadian ini mengingatkan kita pentingnya aturan yang jelas dan transparan dalam olahraga agar semua atlet bisa bertanding dengan adil. Selain itu juga pentingnya untuk tidak mudah memercayai apa yang dilihat di internet, perlunya riset dan cek kebenaran atas informasi yang didapat. Ke depan, dunia olahraga perlu lebih terbuka dan bijaksana dalam menangani isu gender untuk menghindari konflik dan memastikan semua orang merasa dihargai dan adil.

Referensi

CNN Indonesia. (2024, August 3). Elon Musk Kena Hoaks, Cek 4 Fakta Petinju Aljazair Yang 'Fix' Wanita. cnnindonesia.com. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240802140538-192-1128477/elon-musk-kena-hoaks-cek-4-fakta-petinju-aljazair-yang-fix-wanita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline