Empat mahasiswi semester 5 dari Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Malang, yakni Labiba Zahir Ulya, Nabilah Trishinta, Najwa Nazhifah Nur, dan Sarah Safarah, saat ini tengah menjalani magang mandiri sebagai bagian dari program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan magang ini bertempat di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan.
Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswi Ilmu Perpustakaan, yang berlangsung sejak Senin, 2 September 2024, dan akan berakhir pada Selasa, 31 Desember 2024 nanti. Keempat mahasiswi memilih Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY sebagai tempat magang karena mempunyai reputasi dan pencapaian yang baik dalam bidang perpustakaan dan arsip serta program-program unggulan dalam pengembangan perpustakaan pada Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan.
Selama magang, para mahasiswi terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari stock opname koleksi buku, penilaian borang akreditasi perpustakaan sekolah, hingga mengikuti kegiatan bedah buku di berbagai lingkungan masyarakat, mulai dari desa, perguruan tinggi, hingga sekolah. Seluruh kegiatan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswi untuk merasakan langsung terjun ke dunia kerja dan mengaplikasikan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan berlangsung ke situasi nyata.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi provinsi dengan tingkat literasi tertinggi di Indonesia. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY turut berkontribusi besar dalam pencapaian tersebut. Salah satu program unggulan DPAD DIY adalah sosialisasi budaya baca dan literasi melalui kegiatan bedah buku. Kegiatan tersebut menjadi kegiatan utama dan melibatkan masyarakat di berbagai titik daerah sebagai bentuk upaya meningkatkan literasi masyarakat. Keempat mahasisiwi dari Universitas Negeri Malang tersebut berkesempatan untuk mengikuti kegiatan bedah buku dan mengamati langsung bagaimana program tersebut dilaksanakan.
“Adanya sosialisasi budaya baca dan literasi lewat bedah buku ini dapat memunculkan rasa penasaran dan mulai tergerak untuk rajin membaca. Terjun langsung ke masyarakat adalah langkah yang strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi.” ujar Nabilah.
Selain kegiatan literasi, mahasiswi juga ikut serta dalam proses penilaian akreditasi perpustakaan berbagai sekolah menengah atas di Yogyakarta. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswi untuk memahami bagaimana sebuah perpustakaan dinilai dari berbagai aspek berdasarkan komponen-komponen akreditasi, seperti pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, koleksi perpustakaan, hingga inovasi dan kreativitas.
“Tantangan terbesar kami itu saat menilai akreditasi sekolah yang kondisinya masih jauh dari standar akreditasi. Dari situ, kami belajar bagaimana memberikan saran yang baik dan membantu agar perpustakaan bisa pelan-pelan dalam memperbaiki kekurangan tersebut.” ujar Sarah.
Pengalaman tersebut memberikan wawasan baru yang sangat berharga. Kami belajar bagaimana menganalisis kekuatan dan kelemahan sebuah perpustakaan, merumuskan solusi yang tepat, serta memberikan masukan berdasarkan standar akreditasi. Kegiatan ini juga mengasah kemampuan kami untuk bekerja secara tim dan menghadapi tantangan dengan cara yang profesional.
"Salah satu tantangan yang kami hadapi itu ketika melakukan beberapa kegiatan disini, ternyata kondisi yang ada di lapangan sangat beragam dan tidak selalu sesuai dengan teori yang telah kami pelajari." ujar Labiba.
Meski begitu, tantangan tersebut justru menjadi peluang untuk belajar lebih banyak. Mahasiswi juga belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan banyak belajar dari para pustakawan senior yang membimbing dan berbagi pengalaman mereka dengan baik tentang dunia perpustakaan, maupun dunia kerja yang sesungguhnya. Selain mendapatkan pengalaman kerja yang berharga, magang di DPAD DIY juga membawa banyak manfaat lain bagi peserta magang. Mulai dari mengasah keterampilan teknis, meningkatkan soft skill seperti komunikasi dan kerja sama tim, hingga membuka peluang untuk memperluas jaringan di dunia perpustakaan.
"Saya belajar banyak hal, terutama dalam kegiatan perpustakaan, seperti stock opname. Saya juga mempelajari bagaimana berkomunikasi dengan berbagai pihak dan pentingnya kerja sama tim selama magang.", tambah Najwa. "Pengalaman ini sangat berharga dan tentunya akan sangat berguna bagi saya dan teman-teman lainnya di masa depan."