Lihat ke Halaman Asli

Pondok Bebas Sampah: Gotong Royong Sebagai Upaya Kerja Bakti Memelihara Lingkungan Pesantren

Diperbarui: 29 Desember 2022   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pada dasarnya, masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh sebab itu di dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerjasama dan sikap bergotong royong dalam menyelesaikan segala permasalahan. Gotong royong adalah salah satu aktivitas sosial yang menjadi karakteristik masyarakat Indonesia. Kegiatan gotong royong secara sederhana mempunyai arti kerja sama secara suka rela antar individu dan antar kelompok yang membentuk suatu norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama. Aktivitas kerjasama yang demikian merupakan salah satu bentuk dari solidaritas.

Sejalan dengan hal tersebut, jika dilihat dari pandangan sejarah, analisa semantik menunjukkan bahwa gotong royong yang dimaksudkan Soekarno bisa dimaknai sebagai: bekerja bersama-sama, saling bantu, dan bahu-membahu untuk mencapai hasil yang didambakan. Gotong royong berasal dari paham "karyo" dan "gawe" bersama yang amat khas Indonesia. Gotong royong mencakup kerjasama, musyawarah untuk mufakat, dan rasa saling menghargai. Gotong royong bagi Soekarno menjadi sari pati dan ringkasan Pancasila itu sendiri. Analisa tersebut menunjukkan bahwa gotong royong merupakan bekerja tanpa pamrih yang mencakup banyak aspek dengan tujuan untuk mencapai kepentingan bersama, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh semua orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Nilai gotong royong termasuk dalam budaya daerah yang harus tetap dilestarikan agar budaya bangsa Indonesia tidak hilang terenggut zaman. Di era ini, perubahan sosial telah menyebabkan nilai-nilai lama yang selama ini menjadi pegangan dan acuan dalam relasi sosial berbasis pada semangat dan nilai-nilai gotong royong mulai menurun. Masuknya pengaruh budaya luar yang sangat individual saat ini, rasa kebersamaan dan gotongroyong semakin memudar, kepekaan sosial mulai berkurang, tegur sapa dan bercengkrama serta kesadaran saling membantu sudah mulai luntur.

Permasalahan Sampah di Lingkungan Pondok Pesantren

Sebuah pondok pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih dari seorang guru yang dikenal dengan sebutan seorang Kyai. Asrama untuk para santri berada dalam lingkungan komplek pesantren dimana Kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruangan untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Timbunan sampah (solid waste generation) biasanya mulai menjadi masalah seiring dengan bertambahnya jumlah santri. Sampah yang ada di Pondok Pesantren berasal dari gedung asrama, dapur, dan gedung sekolah. Sampah tersebut belum dikelola dengan baik. Sampah yang tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

Hal ini sejalan dengan pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan menyebabkan banjir.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi: 1). Sampah organik/basah, Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dan lain-lain yang dapat mengalami pembusukan secara alami.2) Sampah anorganik/kering, Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-lain yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. 3). Sampah berbahaya, Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain. Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.

Upaya Penanganan Permasalahan Sampah

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Dalam menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternative-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip-- prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline