Semakin berkembangnya zaman, gaya berpakaian juga semakin diperhatikan. Hal ini menyebabkan orang-orang hampir di seluruh penjuru dunia mulai mempelajari cara berpakaian, contohnya seperti menghindari memakai pakaian yang warnanya bertabrakan sehingga terasa tidak cocok, bahkan dapat terlihat aneh dan norak. Mereka akan lebih memilih untuk memakai pakaian yang menurut mereka terlihat kece, modis, dan aesthetic, itulah yang dinamakan Fashion. Fashion dapat dikatakan sebagai gaya berpakaian atau gaya hidup yang mengikuti tren dan populer di suatu kalangan atau budaya.
Saat ini, salah satu contohnya adalah All About Korea, ini tidak lepas dari pengaruh K-pop, K-drama, Skincare, Makanan, dan hal lain yang berasal dari Korea yang semakin terkenal dan mendunia. Industri fashion juga tidak mau kalah, mengingat besar untungnya jika mengikuti tren ini dengan cara memproduksi pakaian bertema Korean Style. Namun, rata-rata yang memproduksi pakaian dengan tema tersebut berasal dari luar negeri, tentunya akan merogoh uang lebih banyak karena harus membayar biaya pengiriman dari luar ke dalam negeri, juga belum termasuk biaya bea cukai dan lainnya.
Bagaimana jika ingin tetap mencoba tren saat ini namun dengan budget yang terbatas? Thrift adalah solusinya, Thrift sendiri berarti barang bekas atau second hand. Tapi jangan salah, walaupun barang bekas, tentunya masih perlu dipilah lagi dan nantinya hanya barang layak pakai yang akan dijual. Harga yang diberikan juga relatif lebih murah daripada harga aslinya, kondisi barang seperti baru, dan variasi lebih banyak. Bahkan, terkadang ada juga yang menjual barang yang memiliki merek atau barang branded dengan harga yang lebih bisa dijangkau. Sejak adanya fenomena Thrift ini, banyak sekali orang yang menjadi lebih percaya diri dengan gaya berpakaiannya, tidak lagi takut terkesan aneh dan norak hanya karena salah mix and match pakaian. Mereka tetap dapat tampil fashionable dengan biaya yang lebih murah.
Thrift, selain bermanfaat bagi khalayak ramai, juga sangat berguna untuk mengurangi dan mencegah fenomena fast fashion yang mana merupakan produksi pakaian secara terus-menerus dengan perputaran yang cepat tentu berdampak negatif bagi lingkungan. Limbah tekstil yang dihasilkan akan menumpuk dan berbahaya jika pakaian hanya untuk sekali pakai, lebih baik menjualnya kembali apabila kondisi dan kualitas pakaian tersebut masih sangat layak pakai. Itulah mengapa Thrift dapat menjadi solusi, baik untuk mereka yang ingin coba-coba tampil keren mengikuti tren, juga salah satu aksi untuk tetap peduli terhadap lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H