Lihat ke Halaman Asli

Ketika "Emak-emak" Terseret Debat Capres 2019

Diperbarui: 18 Januari 2019   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saling serang dan saling sentil mewarnai debat capres 2019 yang sudah dilaksanakan tanggal 17 Januari 2019. Mulai Ratna Sarumpaet, caleg mantan koruptor dari Gerindra, perbedaan arah kebijakan menteri kabinet kerja, isu BUMN yang menurut kubu paslon nomor urut 2 bangkrut, dan lain-lain. Debat terkesan sudah diskenario dengan sangat baik. Entah kenapa kedua paslon justru saling melemparkan gosip kekinian dibandingkan bertarung dengan menggunakan data dan fakta.

Dahi ini rasanya berkenyit kuat saat perdebatan isu gender. Paslon satu menanyakan mengenai tidak adanya perwakilan perempuan dalam pengurus partai yang dipimpin oleh capres paslon nomor urut 2. Hal ini berbanding terbalik dengan Jokowi yang justru menempatkan 5 Menteri perempuan dalam kabinet kerja dan pansel KPK yang semuanya perempuan. 

Paslon nomor urut 2 memberikan serangan balik dengan menyatakan bahwa kinerja Menteri yang Jokowi bangga-banggakan justru merugikan rakyat. "Jangan bangga dengan hanya mengangkat perempuan tetapi lihat dulu kinerjanya",tukas Prabowo. Bahkan prabowo sempat menggunakan kata "Emak-Emak" yang menurut saya tidak pernah berkonotasi positif.

Mari kita lihat bersama apakah Menteri perempuan dalam Kabinet Kerja dipilih hanya untuk memenuhi kuota agar dinilai sudah mengusung kesetaraan gender atau memang kinerja mereka juga patut diacungi jempol.

Menteri Keuangan

Siapa yang tidak kenal Sri Mulyani. Beliau merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sampai akhirnya dipanggil kembali oleh Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan. Sebelumnya Sri Mulyani sudah menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet, Menteri Koordinator Perekonomian, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. 

Masih ingat kebijakan fiskal Sri Mulyani dengan meningkatkan pendapatan dari pajak. Belum lagi keberhasilannya dalam menata organisasi di Kementerian Keuangan dan menyederhanakan sistem. Tak mengherankan jika Sri Mulyani menyabet penghargaan sebagai Menteri Terbaik Dunia versi World Government Summit pada tahun 2018. (sumber: BBC )

Menteri Luar Negeri 

Tak Kalah dari Sri Mulyani, Retno Marsudi menerima penghargaan Agen Perubahan untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari Badan Urusan Perempuan PBB, UN Women pada tahun 2017.

Perempuan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menjadi bagian dari solusi tantangan-tantangan dunia. Perempuan dianugerahi kelebihan oleh Tuhan yaitu naluri keibuan sehingga lebih mengutamakan penggunaan dialog daripada ancaman atau penggunaan kekerasan sehingga dialog bisa menjembatani perbedaan dan bisa mencegah peperangan untuk menciptakan dunia yang lebih damai, ungkat Retno setelah menerima penghargaan di New York tahun 2017 silam.(sumber : jakarta greater)

Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB setelah mengantongi 144 suara di pertemuan Majelis Umum pada bulan Juni tahun 2018 silam. Hal ini membuktikan bahwa dunia percaya dengan kemampuan diplomasi Indonesia di bawah komando Retno Marsudi dalam menjaga keamanan dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline