Angpao lebaran sudah pasti dinanti dan ditunggu kehadirannya. Dengan segala konsekuensi anak-anak mendatangi tiap rumah yang akan memberikannya angpao lebaran, bisa juga beberapa cemilan kue yang bisa dinikmati. Angpao lebaran memang menjadi sebuah tradisi yang melekat.
Lalu, dengan generasi millenial saat ini yang sibuk dengan dunia gadget, akankah angpao lebaran turut menjadi perhatian dan favorit pada saat ini? jawabannya sih tentu saja. Hal ini karena sebuah budaya dan tradisi yang melekat di Indonesia.
Sebuah tradisi yang turun temurun ini sebenarnya ada sebuah manfaat yang didapat dari angpao lebaran:
1. Menjadi pemikat terjalinnya silaturahmi
Dunia milenial yang cenderung kepada dirinya sendiri dan tidak menghormati orang lain, justru dengan adanya agenda angpao lebaran sang anak akan mendatangi rumah warga. Disinilah sebuah silaturahmi akan terjalin erat. Anak-anak yang datang ke rumah sebaiknya diberikan rasa hangat dan bersahabat. Hal ini akan mengubah tradisi millenial yang cuek menjadi milenial yang bertanggung jawab dan peduli kondisi lingkungan.
2. Pembelajaran memaknai keuangan
Dalam hal angpao lebaran, memaknai keuangan bagi anak-anak juga bisa dilakukan sebagai pembelajaran. Pembelajaran konsep keuangan sangat tepat dilakukan kepada anak-anak. Tak pelak memang terkesan anak seperti menjadi peminta-minta.
Namun, dari balik konsep ini saat anak mendatangi rumah, gunakan waktu bagi empunya rumah untuk memberikan pemahaman konsep keuangan yang sederhana kepada anak. Misalnya konsep menabung, ataupun konsep berinvestasi. Hal ini juga memberikan pembelajaran untuk berinvestasi dalam beramal kebaikan.
3. Melatih jiwa sosial dengan niat yang tulus.
Jiwa sosial bagi pemberi angpao sangatlah baik dengan sebuah niat yang tulus. Berinfak dengan memberi kepada anak-anak menjadi ladang beramal. Bagi anak-anak dengan berkeliling ke rumah warga dengan mengharap angpao lebaran, juga melatih jiwa sosial yaitu dengan jiwa santun terhadap sesama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam angpao lebaran bagi yang memberi maupun yang menerima membujtikan sebuah relevansi kondisi ini bagi masyarakat.