Lihat ke Halaman Asli

Saepullah

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Dilema Kursi Prioritas CommuterLine

Diperbarui: 13 September 2016   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Akun Youtube bayu transspotter bogor

Mengajak jalan-jalan anakku yang bernama Zaza tidak bisa terlupakan. Saat itu di tahun 2014 bertepatan dengan pameran Alutsista di MONAS, aku ajak Zaza kesana. 

Dengan menggunakan moda Commuterline, kuajak Zaza menaiki kereta api. Kenapa dengan menaiki CL? Karena Zaza selalu terinspirasi dengan sebuah lagu Naik Kereta Api, akhirnya kuajaklah sang anak dari stasiun Bojong Gede dengan tujuan ke stasiun Djuanda dengan CL.

saat di Alutsista (dokpri)

Pengalaman baru yang terasa saat berada dalam CL yaitu pintu kereta yang sudah tidak terbuka ngablak. Akhirnya sistem pengamanan ini membuat asyik untuk menikmati dalam liburan. Kisah unik lainnya yaitu saat itu belum ada yang namanya kursi prioritas, Aku dan Zaza akhirnya terpaksa harus berdiri di dalam CL. Aku berpegangan pada penyanggah di atas, ternyata Zaza juga ingin melakukan hal sama yang kulakukan. Terpaksa kutinggikan posisi menggendong Zaza yang masih berumur tiga tahun an. Setelah bisa berpegangan pada penyanggah tersebut Zaza merasa kesenangan.

Ditambah lagi, saat aku lelah menggendongnya aku katakan kepadanya untuk duduk bukan di kursi melainkan pada lantai kereta. #Hiks sedih ya.. namun, Zaza menikmati perjalanan tersebut bersama ku, meski tanpa adanya kursi prioritas yang dikhususkan untuk penumpang yang membawa anak BALITA. Tapi begitulah kisah unik di awal-awal Commuterline yang belum memberlakukan kursi prioritas.

Kini, sudah dua tahun berlalu, kuajak kembali Zaza berjalan-jalan dengan CL. Dengan tujuan mengikuti kegiatan nangkring kompasiana dengan KFC, kuajak Zaza dengan bermoda CL. Berbeda dengan di tahun sebelumnya 2014. Zaza masih mengingat kisahnya saat 2014 dimana aku dan dirinya harus berpegangan pada penyanggah dan duduk di lantai CL. Namun kini sudah ada yang mengerti tentang kursi prioritas. Aku dipersilakan duduk bersama Zaza di dalam CL.

"Bi, aku duduk ya gak diri lagi?" kata Zaza kepadaku (mungkin masih terkenang saat di CL dengan berdiri).

Aku hanya mengangguk saja menanggapi pertanyaan anakku.

Aku persilakan Zaza duduk sedangkan kursi yang kududuki kuberikan kembali kepada orang yang membutuhkan.

Perubahan moda transportasi yang lebih baik dengan adanya kursi prioritas sungguh bermanfaat, salah satunya aku yang memiliki manfaat karena akhirnya anakku bisa duduk dari stasiun Bojong Gede menuju stasiun Pasar Minggu begitu juga sebaliknya.

Semoga perubahan ke arah yang lebih baik ini menjadi kan ciri Indonesia dengan selalu berbuat untuk ke arah yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline